Dalam era teknologi saat ini, banyak anak yang mulai mahir dalam menggunakan perangkat smartphone atau gawai. Hal ini dianggap bermanfaat dalam beberapa aspek, terutama dalam mengakses berbagai pengetahuan yang tersebar di internet. Sayangnya kini tidak jarang ditemui kasus terjadinya dampak negatif dari internet bagi anak.
Berdasarkan data dari ICT Watch terdapat klasifikasi resiko anak dari pengaruh negatif internet salah satunya adalah mudahnya akses informasi melalui internet membuat anak tanpa sengaja menyaksikan konten pornografi secara berulang. Selain itu, menurut laporan dari National Center For Missing and Exploited Children Tahun 2024, ada sebanyak 5.566.015 konten kasus pornografi anak di Indonesia selama kurun waktu 4 tahun.
Selanjutnya, apakah kita yakin anak kita, murid kita, adik kita, tetangga kita tidak pernah terpapar konten tersebut ketika mereka menggunakan gawai?
Kecanduan pornografi bisa menjadi salah satu ancaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab, ada beberapa resiko yang dapat terjadi ketika anak mengalami kondisi ini. Mulai dari gangguan perkembangan otak, gangguan emosi, hingga menurunnya kemampuan bersosialisasi.
Lebih lanjut, ketika melihat pornografi tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin. Jadi, semakin sering melihat konten pornografi maka dopamin akan terus keluar hingga membanjiri prefrontal cortex. Prefrontal cortex adalah salah satu bagian dari otak yang berperan sebagai pusat kepribadian karena memiliki fungsi eksekutif. Dampak yang muncul yaitu anak sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, daya imajinasi menurun dan juga kesulitan merencanakan masa depan.
Kemudian, bahaya Pornografi pada anak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya. Oleh karena itu, guru, Ibu, Ayah, Kakak, Om, Tante, Kakek, Nenek, Tetangga dan seluruh orang dewasa yang ada di lingkungan anak harus terlibat aktif dalam pencegahan pornografi.
Pada dasarnya, konten pornografi dapat merusak otak bahkan pada orang dewasa. Jika konten pornografi dinikmati oleh anak, efek negatifnya bagi otak anak akan muncul lebih dini dan bisa terbawa hingga mereka dewasa. Sehingga, penting bagi orang tua untuk menerapkan pengawasan yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak mulai dari balita hingga anak memasuki usia dewasa.
Di Sekolah, di Rumah, dan di Lingkungan Anak Bertumbuh dan Berkembang, Dimana Saja
Pengawasan terhadap anak dari paparan konten pornografi harus dilakukan di berbagai lokasi untuk memastikan perlindungan menyeluruh. Dari rumah hingga sekolah, tempat umum, selama perjalanan, dan dirumah teman atau keluarga, penting untuk menerapkan langkah-langkah pengawasan yang tepat. Dengan melakukan pengawasan yang konsisten dan komunikasi yang terbuka, orang tua dapat membantu melindungi anak dari ancaman pornografi dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat.
Pengawasan penggunaan gawai oleh harus dilakukan oleh seluruh ekosistem pendidikan yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat dimana saja dan kapan saja, karena pornografi dapat masuk dengan cara iklan pada permainan atau aplikasi lain yang digunakan serta cara lain yang dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak.
Berdasarkan fenomena ini, pola asuh anak dari orang tua berperan penting. Khususnya dalam mengawasi informasi yang diserap anak demi mencegah kecanduan pornografi. Momen Hari Keluarga Nasional adalah momen yang tepat bagi orang tua untuk melakukan berbagai hal positif untuk mencegahnya, karena keluarga perlu menjadi garda terdepan untuk mencegah anak terpapar konten pornografi dan menjadi kecanduan.
Ada berbagai hal yang bisa orang tua lakukan untuk mencegahnya:
1. Memberikan Pendidikan Seks
Hal ini dapat dilakukan dengan menyertai hal-hal yang harus dihindari anak. Misalnya seperti organ vital anak yang tidak boleh disentuh orang lain, dan menyaksikan konten pornografi bukanlah hal untuk mendapatkan informasi yang benar tentang pendidikan seks, dan memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki.
2. Jelaskan Bahayanya
Hal yang perlu dilakukan orang tua selanjutnya adalah menjelaskan bahaya pornografi pada anak. Untuk menjelaskannya, orang tua bisa memberitahu anak dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Pastikan untuk mengajak anak berdiskusi dan menghargai setiap pendapat anak. Hal ini bermanfaat agar memahami bahaya konten pornografi yang belum seharusnya dilihatnya. Tak kalah penting untuk dilakukan adalah menjalin komunikasi yang intens agar anak tidak merasa kesepian sehingga menghindarkannya dari keinginan untuk mencoba kegiatan negatif.
3. Berikan Pengawasan yang Tepat
Sebagai bagian dari pola asuh anak yang tepat, pastikan untuk memberikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan gadget misalkan aktifkan fitur untuk anak. Jika orang tua menemukan konten dewasa, maka bisa langsung menekan tombol lapor pada aplikasi yang tersedia.
Meskipun terkadang sulit untuk dicegah, dampak negatif internet bagi anak dapat dihindari jika pencegahan dilakukan secara disiplin dan terus-menerus. Sebagai orang tua, penting untuk membimbing anak dalam menggunakan internet agar bisa terhindar dari dampak negatif penggunaan gawai.
#inklusivitas
#merdekaberagamsetara
#kesetaraangender