Bersama Tangani Perundungan Untuk Membangun Generasi Emas

Perundungan menjadi masalah yang serius di sekolah untuk diselesaikan. Perundungan ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti, perundungan secara fisik, verbal, dan cyberbullying. Dampak yang akan ditimbulkan oleh aksi perundungan di sekolah jika tidak ditanggulangi diantaranya penurunan prestasi akademik siswa, siswa menjadi antisosial, dan paling parang dapat berpengaruh pada kesehatan mental para siswa. Oleh karena itu SMPN 2 Bumi Raya melaksanakan program anti perundungan dengan membentuk agen perubahan dari siswa-siswi  yang menjadi roda penggerak kegiatan dan kampanye anti perundungan di sekolah.

Deskripsi Praktik Baik

SMPN 2 Bumi Raya terletak di desa Limbo Makmur, Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Kondisi latar belakang suku dan agama peserta didik yang ada di sekolah beraneka ragam dikarenakan sekolah kami berada pada area transmigrasi (Jawa & Bali) serta berdekatan dengan lokasi area pertambangan.

Sekolah dapat menjadi tempat untuk memperkuat hubungan dan menghindari konflik, serta sekolah juga tempat untuk membangun komunitas yang aman dan mewujudkan hubungan yang sehat antara guru, siswa,dan orang tua.

langkah-langkah atau metode yang digunakan dalam praktik baik ini.

  1. Pemilihan 30 agen perubahan berdasarkan pilihan dari siswa sendiri.
    Proses pemilihan agen perubahan ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada seluruh siswa SMPN 2 Bumi Raya melalui media google form. Dari hasil tersebut dipilih 30 orang siswa yang dianggap mewakili aspirasi dari seluruh siswa.
  1. Sosialisasi kepada orang tua agen perubahan.
    Setelah terpilih 30 siswa agen perubahan, kami mengundang orang tua/wali siswa yang menjadi agen perubahan lalu kami memberikan penjelasan terkait dengan tugas dan tanggung jawab siswa yang menjadi agen perubahan.
  1. Pelatihan 15 modul kepada agen perubahan.
    Kami memberikan pelatihan kepada 30 siswa yang menjadi agen perubahan, proses pelatihan ini berlangsung kurang lebih satu bulan. Yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut adalah kepala sekolah, pihak kepolisian, dan guru komite pembelajaran.

  1. Sosialisasi agen perubahan kepada peserta didik di sekolah.
    Setelah siswa yang menjadi agen perubahan mendapatkan pelatihan, maka tugas mereka adalah mensosialisasikan dan menyebarkan kepada seluruh siswa yang ada di SMPN 2 Bumi Raya. kegiatan sosialisasi anti perundungan ini masih berlanjut sampai sekarang ini.
  1. Deklarasi anti perundungan (Roots Day).
    Pada kegiatan deklarasi anti perundungan ini, kami mengundang berbagai pihak seperti pemerintah kabupaten morowali (bupati), dinas pendidikan daerah kabupaten morowali, pemerintah daerah kecamatan, dan desa, serta orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Pada kegiatan deklarasi anti perundungan ini kami melakukan penandatangan deklarasi anti perundungan yang diwakili langsung oleh bupati kabupaten Morowali dan Kepala dinas pendidikan daerah kabupaten morowali.
  1. Evaluasi
    Dari seluruh rangkaian yang telah kami laksanakan, kami selalu melakukan evaluasi terhadap kekurangan, koreksi dan penambahan yang diperlukan.

Kegiatan anti perundungan yang kami laksanakan di sekolah melibatkan seluruh elemen yang ada seperti siswa, guru, tendik, masyarakat, dan pemerintah terkait. Siswa-siswi SMPN 2 Bumi Raya yang menjadi agen perubahan dipilih melalui proses pemilihan yang dilaksanakan dengan cara seluruh siswa berhak merekomendasikan diri sendiri atau memilih teman yang mampu menjadi agen perubahan. Tugas dari 30 agen perubahan di sekolah adalah untuk menjadi penyambung lidah bagi teman-temannya, serta bertugas mensosialisasikan anti perundungan. Siswa yang menjadi agen perubahan juga menjadi contoh yang baik dalam menerapkan aktivitas atau perilaku anti perundungan.

Kolaborasi dalam Pelaksanaan

Pada saat pelaksanaan deklarasi anti perundungan (roots day) oleh agen perubahan, sekolah kami mengundang orang tua/wali siswa, masyarakat setempat, pemerintah desa, kecamatan, dan kepala dinas pendidikan beserta rombongan, serta berhasil mendatangkan bapak bupati morowali pada saat itu Drs. Taslim untuk ikut mendeklarasikan anti perundungan.

Kolaborasi yang kami lakukan dengan orang tua yaitu orang tua menjadi sumber pendukung bagi anak-anak yang mengalami perundungan. Mereka dapat mendengarkan anak-anak dan memberikan dukungan emosional. Orang tua juga dapat membantu anak-anak membuat keputusan tentang apa yang harus mereka lakukan jika berada dalam situasi perundungan. Mereka dapat membantu anal-anak memutuskan apakah harus mencari bantuan dari guru, teman ataupun orang lain. Sekolah kami juga menjadikan perwakilan orang tua menjadi bagian dari Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).

Kolaborasi dengan masyarakat setempat yaitu kami rutin melaksanakan komunikasi yang efektif terkait dengan laporan atau keluhan yang disebabkan oleh tingkah laku siswa. Kemudian kolaborasi dengan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dan kebudayaan daerah setelah kami melaksanakan kegiatan anti perundungan (Roots Day) kami memperoleh bantuan berupa pembangunan laboratorium komputer.

Hasil atau Dampak

Setelah kegiatan anti perundungan yang dilaksanakan di sekolah kami banyak dampak positif yang kami peroleh seperti di kalangan para siswa tingkat perundungan secara verbal berkurang secara signifikan, sikap tenggang rasa dan sopan santun semakin membaik, serta kami memperoleh tingkat kepercayaan dari masyarakat sekitar dibuktikan dengan peningkatan penerimaan jumlah siswa 3 tahun terakhir dan di tahun 2024 ini kami harus menambah 1 rombel belajar untuk kelas 7.

Tantangan dan Solusi

Tantangan yang kami hadapi yang pertama adalah kondisi keadaan siswa kami yang majemuk dari berbagai suku, agama, bahasa memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda dapat menyebabkan konflik dan ketidaknyamanan di antara siswa. Kedua pengaruh media sosial yang tidak sesuai dapat meningkatkan kesalahpahaman tentang seseorang atau kelompok dengan memberikan informasi yang tidak akurat atau berita yang tidak benar. Serta maraknya perilaku cyberbullying di media sosial yang paling umum dialami oleh kalangan tingkat remaja. Solusi yang kami laksanakan yaitu memaksimalkan peran dan kinerja agen perubahan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang isu-isu sosial dan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka, menjadikan lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang nyaman asik serta aman untuk seluruh siswa melalui komitmen dan kerjasama dari seluruh elemen sekolah. Komitmen yang sekolah kami lakukan yaitu komitmen untuk mencegah perundungan, komitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang perundungan dan dampaknya terhadap korban melalui edukasi dalam bentuk pelatihan dan aksi kampanye anti perundungan.

Kesimpulan

Pelaksanaan program anti perundungan di sekolah sangat penting untuk mengembangakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Dengan memberikan pelatihan kepada seluruh elemen sekolah tentang pentingnya anti perundungan, kita dapat mencegah hal-hal yang dapat memicu aktivitas perundungan.

Rekomendasi

Program anti perundungan di sekolah harus dilakukan dengan cara yang efektif dan berkelanjutan. Dengan memberikan pelatihan kepada siswa, meningkatkan partisipasi orang tua/wali siswa, menciptakan suasana sekolah yang aman, kita dapat mencegah perundungan sehingga akan tercipta hubungan yang positif antara siswa, guru, dan orang tua.

Ajakan atau Panggilan Aksi

Kita semua memiliki hak untuk hidup tanpa perundungan dan kejahatan. Namun, perundungan dan kejahatan masih menjadi masalah yang kompleks dan memerlukan kerjasama kita semua untuk mengatasinya. Kita semua memiliki peran penting dalam mengatasi perundungan dan kejahatan. Mari kita bersama-sama mengembangkan solusi-solusi yang efektif untuk mengatasi perundungan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kita semua. Kita semua memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Mari kita bersama-sama bergerak ke arah mengatasi perundungan dan kejahatan. Mari kita semua menjadikan program anti perundungan ini menjadi program yang bermanfaat khususnya di lingkungan sekolah dan secara umum bermanfaat untuk siswa.

Penulis: Abd. Jalil – SMPN 2 Bumi Raya Kab Morowali