Membangun Inklusivitas Melalui Tutor Sebaya di TK Negeri 1 Samarinda

Penulis : Rolita Juraini – Guru TK Negeri 1 Samarinda

 

Tutor Sebaya Membangun Rasa Peduli

 

TK. Negeri 1 Samarinda berdiri sejak tahun 1983 dengan layanan program Taman Kanak Kanak, dengan luas bangunan 648 m2 di lahan 3.900 m2 dan jumlah peserta didik 75 anak serta jumlah pendidik dan tenaga pendidik 10 orang. Terletak di Jalan Lai No. 32 Kelurahan Gunung Kelua Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi kepala sekolah dan di tempatkan di TK Negeri 1 Samarinda, pada kesempatan tersebut penulis mengajukan rehap sehingga luas bagunan menjadi 2000 m2, dengan jumlah pendidik dan tenaga pendidik 35 orang dan jumlah murid 170 anak dan layanan program terpadu dalam Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak Kanak (TK), Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Sekolah Inklusif dari usia 3 s.d 6 tahun.

TK Negeri 1 Samarinda pada tahun 2015 dengan melihat perkembangan semakin banyak peserta didik dengan disabilitas dan sarana yang sudah memadai mengajukan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda menjadi sekolah inklusif dengan jumlah peserta didik inklusi 20 anak dan guru pendamping sebanyak 4 orang. 

Pendidikan inklusif merupakan upaya untuk memastikan bahwa semua peserta didik, termasuk peserta didik dengan disabilitas mendapatkan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan berkualitas. Di TK Negeri 1 Samarinda pada saat ini terdapat 40 peserta didik dengan disabilitas dengan kendala beragam, peserta didik dengan disabilitas yang memerlukan dukungan ekstra dalam mengikuti proses pembelajaran dan bagaimana menerapkan budaya positif yang dilakukan sehari-hari melalui program Anak Kreatif Inovatif Sayang Lingkungan (AKSIL).

TK Negeri 1 Samarinda merupakan salah satu lembaga pendidikan yang telah berhasil mengimplementasikan program inklusivitas dengan pendekatan tutor sebaya. Program ini dirancang untuk memberikan dukungan tambahan bagi peserta didik dengan disabilitas dengan melibatkan teman sebaya sebagai pendamping dalam proses pembelajaran sehari-hari. Melalui program ini, TK Negeri 1 Samarinda tidak hanya berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan disabilitas, tetapi juga membangun budaya inklusif yang menghargai keberagaman dan kerjasama diantara para peserta didik.

 

Tutor Sebaya Bukanlah Guru Profesional

  Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta didik, termasuk peserta didik dengan disabilitas mendapatkan kesempatan belajar yang setara dan bermakna. Dalam upaya mencapai tujuan, berbagai model dan strategi pendidikan telah dikembangkan dan diterapkan di berbagai lembaga pendidikan, termasuk di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD). Salah satu strategi yang kini semakin diakui keefektifannya adalah melalui tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah seorang anak perempuan maupun laki-laki  yang memiliki kognitif, komunikasi dan empati yang lebih menonjol dari peserta didik yang lain dengan bimbingan guru mereka diberi tanggung jawab membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan. Tutor sebaya bukanlah guru profesional, tetapi seorang rekan yang dapat mendukung proses belajar mengajar dan aktivitas yang dilakukan diluar kegiatan belajar dengan cara lebih informal dan sering kali lebih mudah diterima oleh teman-temannya karena faktor kedekatan usia dan pengalaman yang serupa. Tutor sebaya dalam mendampingi peserta didik dengan disabilitas melibatkan berbagai peran yang bertujuan untuk mendukung perkembangan kognitif, sosial dan emosional peserta didik. Yang tutor sebaya lakukan dalam mendampingi dan memotivasi peserta didik dengan disabilitas adalah sebagai berikut: 

  1. Membantu saat kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan kembali kegiatan apa yang harus dilakukan
  2. Membantu menyajikan makanan dalam kegiatan makan bersama setiap hari
  3. Edukasi adab berdoa, sholat, cuci tangan sebelum dan sesudah makan
  4. Bertanggung jawab untuk mengajak saat bermain bersama 
  5. Memotivasi agar mengikuti pembelajaran di kelas

Dalam rangka menciptakan lingkungan inklusivitas dan mendukung semua perkembangan peserta didik maka, TK Negeri 1 Samarinda mengembangkan program tutor sebaya. Program ini melibatkan peserta didik yuntuk menjadi pendamping dan mentor bagi peserta didik dengan disabilitas yang membutuhkan dukungan tambahan, baik dalam aspek akademik maupun sosial. 

TK Negeri 1 Samarinda mengembangkan program Anak Kreatif Sehat, Inovatif Sayang lingkungan (AKSIL) untuk mewujudkan budaya positif melalui kegiatan sehari-hari, program AKSIL ini terdiri dari tujuh AKSIL, yaitu : 

  1. Aksil Kebersihan

Tugas atau kegiatan aksil kebersihan adalah memungut dan memilah sampah di halaman maupun di lingkungan alam sekitar sekolah.

  1. Aksil Tanaman 

Tugas atau kegiatan aksil tanaman adalah menyiram, memupuk dan menganti tanaman yang sudah mati.

  1. Aksil kerapian 

Tugas dan kegiatan aksil kerapian adalah merapikan sepatu yang ada di loker, mengecek kerapian pakaian teman-teman sebayanya.

  1. Aksil Rokok

Tugas dan kegiatan aksil rokok adalah menegur pengantar dan penjemput yang merokok dilingkungan sekitar sekolah.

  1. Aksil Daur Guna

Tugas dan kegiatan aksil daur guna adalah, setelah aksil kebersihan memilah-milah sampah yang di ada disekitar sekolah, sampah yang dapat digunakan untuk Alat Permainan Edukatif atau di jadikan bahan ajar loose parts.

  1. Aksil Toilet 

Tugas dan kegiatan aksil toilet adalah membersihkan dan mengecek toilet yang ada di sekolah baik toilet dalam kelas dan juga toilet umum.

  1. Aksil Keselamatan 

Tugas dan kegiatan aksil keselamatan adalah mengedukasi tempat-tempat yang perlu berhati-hati/berbahaya dan titik kumpul jika terjadi kebakaran atau bencana lainnya.

  1. Aksil Dokcil (Dokter Kecil)

Tugas dan kegiatan aksil dokcil mengedukasi cara cuci tangan 6 langkah, sikat gigi yang benar dan mengenalkan jajanan sehat didampingi tenaga medis yang ada di sekolah dan puskesmas.

Kegiatan Aksil ini dilakukan setiap hari selasa sampai dengan kamis pada pukul 08.30 WITA, dengan didampingi guru yang telah dibentuk dan terjadwal. Peserta didik terlibat langsung, secara bergantian sesuai jadwal yang telah disusun bersama kegiatan ini kami sampaikan kepada orang tua saat mereka mendaftar termasuk menyampaikan bahwa sekolah kami adalah sekolah inklusif yang didalamnya ada peserta didik dengan disabilitas.

TK Negeri 1 Samarinda memiliki tujuan dalam membagun inklusivitas melalui tutor sebaya adalah untuk memberikan edukasi kepada guru, orang tua dan peserta didik sehingga tidak terjadi pembullyan, memotivasi baik peserta didik dengan disabilitas dan juga bagi peserta didik lain untuk menerima semua perbedaan yang ada di TK Negeri 1 Samarinda, memberikan pemahaman bahwa kita semua memiliki kesempatan yang sama baik dalam pendidikan serta kehidupan sehari-hari.

Metode atau strategi yang dilakukan dengan melakukan asesmen awal atau mengidentifikasi karakteristik peserta didik pada saat penerimaan murid baru pada peserta didik dengan disabilitas dan juga peserta didik yang mempunyai kemampuan kognitif, komunikasi dan empati yang lebih menonjol dari peserta didik yang lain, serta wawancara kepada orang tua dari riwayat kehamilan sampai dengan saat mendaftar di TK Negeri 1 Samarinda. Saat kegiatan pembelajaran guru dan setelah kegiatan pembelajaran melakukan asesmen diagnostik dalam menentukan peserta didik yang akan menjadi tutor sebaya bagi peserta didik dengan disabilitas yang memerlukan pendamping.

Pelaksanaan inklusivitas ini melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa semua peserta didik, tanpa memandang latar belakang dapat belajar bersama dalam lingkungan yang mendukung seperti: 

  1. Asesmen awal atau identifikasi kebutuhan peserta didik dan asesmen diagnostik

  2. Pelibatan orang tua dan komite

  3. Penggunaan metode atau perencanaan pembelajaran inklusif

  4. Monitoring dan evaluasi

Dalam membangun inklusivitas di TK Negeri 1 Samarinda, tutor sebaya tidak hanya menjadi  pendamping dalam kegiatan pembelajaran tetapi mengedukasi bagaimana melakukan budaya positif dan mengedukasi kesetaraan gender melalui kegiatan pembelajaran metode sentra. 

Pada hari senin sampai dengan sabtu pada kegiatan pembelajaran tutor sebaya diberi tanggung jawab menjadi pendamping peserta didik dengan disabilitas sehingga terbentuk empati atau karakter untuk membantu teman-teman yang membutuhkan  serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

 

Bersama Ciptakan Lingkungan Inklusivitas.

Dalam menciptakan inklusivitas di TK Negeri 1 Samarinda perlunya dukungan untuk memperkuat dan memperluas dampak program yang TK Negeri 1 lakukan. Kolaborasi dengan instansi terkait dan masyarakat antara lain:

Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (PLDPI)

Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang dalam lingkungan yang menghargai keberagaman dan inklusivitas. Bentuk dukungan PLDPI kepada TK Negeri 1 Samarinda antara lain : 

  • Pelatihan dan pengembangan. Pendidik khususnya guru pendamping tentang cara mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan disabilitas dan menciptakan lingkungan belajar inklusif.

  • Pengembangan kurikulum inklusif. Bekerjasama untuk mengembangkan kurikulum yang dapat diakses oleh semua peserta didik termasuk bahan ajar dan metode pengajaran yang memperhatikan berbagai kebutuhan belajar.

  • Konsultasi dan Bimbingan. Memberikan layanan konsultasi dan bimbingan kepada peserta didik, orang tua dan guru untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan peserta didik  dan merancang rencana pendidikan yang sesuai.

  • Penyadaran dan Sensitisasi. Mengadakan program untuk meningkatkan kesadaran tentang disabilitas dan pentingnya inklusivitas dilingkungan sekolah dan masyarakat.

Lembaga Grahitan Indonesia 

Bentuk kerjasama dengan lembaga Grahitan Indonesia, yang berfokus pada Psikologi peserta didik dapat memberikan dukungan atau penguatan yang signifikan dalam pelaksanaan program inklusif dan tutor sebaya. Bentuk kerjasamanya antara lain ;

  • Konsultasi dan Pendampingan 

Layanan konsultasi: Menyediakan layanan konsultasi guru dan orang tua dalam menangani permasalahan tertentu yang membutuhkan penanganan  khusus.

Pendampingan Psikologi: melibatkan psikologi untuk melakukan tes IQ dan memberikan pendampingan langsung kepada peserta didik, guru dan orang tua yang memerlukan intervensi khusus, ini berupa sesi konseling atau kegiatan kelompok yang dirancang untuk mendukung kesehatan mental peserta didik.

  • Pelatihan dan Pengembangan kapasitas Tutor sebaya  

Pelatihan Khusus: Lembaga Grahita Indonesia  dapat memberikan pelatihan kepada guru untuk mengedukasi tutor sebaya dalam mendampingi peserta didik dengan disabilitas sesuai permintaan dari TK negeri 1 Samarinda. 

Parenting:  Mengadakan parenting untuk guru dan orang tua murid dalam penangan khusus kendala-kendala yang dihadapi untuk peserta didik dan peserta didik dengan disabilitas.Kegiatan ini sesuai jadwal dari kelas orang tua yang disusun oleh komite TK Negeri 1 Samarinda.

  • Kampanye kesadaran dan Edukasi Publik.

Kampanye Kesehatan Mental: melaksanakan kampanye bersama yang berfokus pada pentingnya kesehatan mental dan peran tutor sebaya dalam mendukung teman-teman mereka. Kampanye ini dilakukan pada parenting, kelas orang tua.          

  • Penyediaan Layanan Psikologi Tambahan        

Sesi Konseling Gratis: memberikan sesi konseling gratis atau bersubsidi dari BOP ABK, untuk peserta didik yang dirujuk oleh sekolah berdasarkan observasi guru pendamping khusus.

 

Puskesmas 

  • Pemeriksaan Kesehatan dan Skrining

Pemeriksaan Kesehatan Berkala: Puskesmas memberikan pemeriksaan kesehatan sesuai jadwal yang sudah disepakati, termasuk pemeriksaan kesehatan fisik dan kesehatan mental.

Skrining Kesehatan Mental: Melaksanakan skrining kesehatan mental dan fisik,  2 kali dalam setahun untuk mendeteksi dini masalah psikologi yang mungkin dialami peserta didik. Pemantau dan perkembangan selanjutnya dilakukan petugas medis yang ada di UKS TK Negeri 1 selanjutnya dilaporkan ke puskesmas untuk di tindak lanjuti jika ada permasalahan. Kegiatan pemantauan dan pertumbuhan di UKS dilakukan setiap awal bulan.

Imunisasi: Bekerjasama dalam program imunisasi sekolah untuk penyakit tertentu sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh pemerintah.

  • Penyuluhan Kesehatan dan Edukasi

Penyuluhan kesehatan fisik, gizi, jajanan sehat, sikat gigi yang benar dan edukasi cara sikat gigi yang benar serta bagaimana merawat diri.

Pencegahan dan Penanganan Gizi Kurang: Identifikasi peserta didik yang mengalami kekurangan gizi dan pemberian intervensi yang tepat, seperti pemberian makanan tambahan atau suplemen.

  • Pengembangan Program Sekolah Sehat

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah): Mendukung pengembangan dan pelaksanaan program UKS di sekolah termasuk pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah.

Pengelolaan Dapur Sehat: Memberikan panduan kepada dapur sekolah dalam menyediakan makanan sehat bergizi bagi peserta didik.

  • Layanan Konsultasi dan Rujukan 

Layanan Konsultasi: Memberikan layanan konsultasi untuk masalah kesehatan yang dialami peserta didik, baik fisik maupun psikologi, dengan melibatkan orang tua jika diperlukan 

Rujukan Medis: Menyediakan jalur rujukan yang pas dan cepat ke Puskesmas atau rumah sakit jika ada peserta didik yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

  • Pemberdayaan Lingkungan Sekolah 

Program Lingkungan Bersih dan Sehat: Mendukung inisiatif sekolah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, seperti program pengelolaan sampah atau penghijauan lingkungan sekolah.

Pemantauan dan Evaluasi: Bersama-sama melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan lingkungan sekolah seperti kualitas air minum, kebersihan fasilitas sanitasi dan kualitas air bersih yang digunakan sehari-hari termasuk air kolam renang.

 

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda

  • Pengembangan Kebijakan Inklusif

Kebijakan Pendidikan Inklusi: Bersama-sama mengembangkan dan  menerapkan kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif di semua sekolah, termasuk penerimaan peserta didik dengan disabilitas, penyediaan fasilitas yang aksesibel dan pelatihan bagi guru tentang inklusifitas.

Standar Nasional Pendidikan Inklusif: Menyelaraskan kebijakan lokal dengan standar Nasional  tentang pendidikan inklusif untuk memastikan bahwa semua peserta didik, tanpa memandang kemampuan atau latar belakang dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan sekolah.

  • Penyediaan Fasilitas dan Sumber Daya

Infrastruktur Accessible: Kolaborasi untuk memastikan bahwa TK Negeri 1 Samarinda memiliki infrastruktur yang aksesibel bagi peserta didik dengan disabilitas, seperti ruang stimulasi untuk terapi, toilet dan tangga yang aksesibilitas.

Sumber daya Pembelajaran Inklusif: Pengadaan sumber daya pendidikan yang mendukung inklusivitas, seperti bahan ajar yang dirancang untuk peserta didik dengan disabilitas.

  • Tunjangan Kesejahteraan Guru Pendamping Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Adanya tunjangan khusus berupa insentif dari Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pendidikan Kota Samarinda per orang sebesar @ Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)

 

Orang Tua dan Komite TK. Negeri 1 Samarinda

Kolaborasi dengan orang tua dan komite sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah dan mendukung bagi semua peserta didik khusus atau berasal dari latar belakang yang beragam.

  • Peningkatan Kesadaran dan Edukasi tentang Inklusivitas

Parenting dan Diskusi: Mengadakan parenting dan diskusi bagi semua orang tua dan anggota komite untuk meningkatkan pemahaman orang tua dan komite tentang pentingnya inklusivitas, cara mendukung anak-anak dengan disabilitas dan bagaimana menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua peserta didik.

  • Testimoni Alumni Orang Tua Peserta Didik Kebutuhan Khusus

Kelas Inspiratif: Menghadirkan orang tua peserta didik anak dengan disabilitas menjadi narasumber berbagi praktik baik bagaimana program tutor sebaya dan dampak yang dirasakan.

 

Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikule

  • Merancang dan kegiatan P5 bersama guru-guru: menentukan tema dan kegiatan pembelajaran Projek Penguatan Pelajar Pancasila yang bisa diikuti oleh semua peserta didik bersama orang tua. Merancang kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik dengan disabilitas, terlibat aktif pada acara pentas seni akhir tahun.

  • Penguatan Komunikasi dan Kerjasama antara Orang Tua dan Sekolah

Pertemuan Rutin dengan Komite: Mengadakan  pertemuan rutin sesuai kesepakatan jadwal antara orang tua dan komite untuk mendiskusikan kemajuan dan tantangan dalam penerapan inklusivitas di sekolah serta merumuskan bersama.

  • Pemberdayaan Orang Tua sebagai Mitra Pendidikan 

Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Sekolah: Mendorong partisipasi aktif orang tua dalam berbagai kegiatan sekolah yang mendukung inklusivitas, seperti menjadi sukarelawan dalam kelas atau acara sekolah atau berperan sebagai mentor bagi peserta didik dengan disabilitas.

Kolaborasi dalam Pengembangan Kebijakan Sekolah: Melibatkan orang tua dan komite dalam proses pengembangan yang lebih mendukung bagi semua anak dan membangun komunitas yang lebih erat antara orang tua, komite dan sekolah.

 

Membangun inklusivitas melalui tutor sebaya dapat memberikan dampak signifikan baik sebelum maupun sesudah penerapan praktik baik ini.

Ketimpangan Sebelum Inklusivitas.

Masa sekolah jenjang Taman Kanak Kanak hanya sekitar 1 sampai dengan 2 tahun, pada saat penerimaan peserta didik baru setiap peserta didik memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan pola asuh termasuk dengan peserta didik dengan disabilitas. 

Peserta didik dengan disabilitas belum terlibat aktif di kegiatan pembelajaran asik dengan dunianya sendiri, guru agak kesulitan untuk membuat mereka memahami yang disampaikan pada saat kegiatan pembelajaran dan kegiatan AKSIL, Peserta didik masih belum peduli pada peserta didik dengan disabilitas mereka menggap bahwa peserta didik dengan disabilitas adalah anak nakal yang tidak mau ikut kegiatan pembelajaran. 

Orang tua peserta didik ada yang sudut pandangnya bahwa mereka tidak mau anaknya berteman dengan peserta didik dengan disabilitas karena menganggap anak mereka akan meniru perilaku yang tidak baik, seperti yang terlihat pada diri peserta didik dengan disabilitas yeitu tidak fokus, berjalan kesana kemari, mengganggu temannya.

Keadaan itulah yang membuat penulis untuk membuat suatu program yang bisa membantu guru dalam pembelajaran di kelas, tujuan utamanya membentuk karakter peserta didik dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila serta Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui program AKSIL yang dilakukan lewat pembiasaan sehari-hari.

 

    Hasil Nyata Dari Pendidikan Inklusivitas

Membangun lingkungan belajar inklusivitas dapat memberikan beberapa hasil atau dampak yang positif, diantaranya:

  1. Meningkatkan Rasa Kebersamaan

Tutor sebaya membantu peserta didik belajar saling memahami dan bekerjasama, sehingga dapat membangun rasa kebersamaan dan saling menghargai di antara mereka, membentuk karakter sehingga peserta didik tidak saling membully peserta didik dengan disabilitas.

  1. Meningkatkan Kepercayaan Diri.

Peserta didik yang ditunjuk sebagai tutor sebaya mendapatkan pengalaman memimpin, mengajari dan mendampingi teman-temannya serta bertanggung jawab yang dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka. Peserta didik dengan disabilitas menjadi lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lainnya di sekolah.

  1. Pembelajaran Lebih Efektif.

Peserta didik cenderung lebih mudah memahami materi ketika dijelaskan guru dan disampaikan lagi oleh tutor sebaya karena bahasa dan cara penyampaian yang lebih dekat dengan peserta didik dengan disabilitas.

  1. Membangun Kesadaran Sosial.

Peserta didik belajar lebih peka terhadap kebutuhan dan perbedaan teman-teman mereka, sehingga membangun kesadaran sosial dan empati sejak usia dini.

  1. Meningkatkan Keterampilan Sosial.

Melalui interaksi dalam kelompok kecil atau pasangan tutor sebaya, peserta didik  belajar keterampilan sosial seperti komunikasi, kerjasama dan problem solving.

  1. Meningkatkan Partisipasi.

Peserta didik yang dengan disabilitas yang tadinya tidak aktif dan kurang fokus dalam kegiatan belajar lingkungan kelasnya, lebih aktif dan mau mengikuti karena merasa aman, dan nyaman dalam kegiatan yang dibantu temannya atau tutor sebaya.

  1. Mendukung Anak dengan Kebutuhan Khusus.

Tutor sebaya memberikan dukungan/motivasi yang sangat dibutuhkan peserta didik dengan disabilitas juga anak yang lainnya yang menciptakan lingkungan inklusivitas di TK Negeri 1 Samarinda.

  1. Memperkaya Pengalaman Belajar.

Tutor sebaya memungkinkan peserta didik untuk mengalami berbagai cara belajar, baik sebagai pembelajar maupun pengajar, yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.

 

Dampak-dampak ini menunjukkan program tutor sebaya tidak hanya membantu anak-anak dalam hal pembelajaran, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk pembentukan karakter dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui program AKSIL.

 

Menjawab Hambatan Dengan Inovasi.

Dalam menjalankan praktik baik ada beberapa tantangan yang dihadapi, tidak mudah untuk menjalankanya karena anak usia dini perlu penyampaian yang mudah dipahami mereka. 

Dilema Dan Dinamika Menuju Inklusivitas

  1. Perbedaan Pola Asuh dan Lingkungan sekitar keluarga

Peserta didik setiap tahunnya berganti-ganti, berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda pola asuh satu sama lainnya, yang lingkungan keluarga nya tidak ada peserta didik dengan disabilitas, jarang main keluar rumah bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Perilaku dan karakter anak juga berbeda, keadaan ini yang perlu kesabaran dalam memberikan edukasi pemahaman dan keterampilan serta tanggung jawab menjadi tutor sebaya.

  1. Perbedaan Kemampuan

Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama dalam memahami materi atau berinteraksi dengan teman sebaya. Peserta didik yang lebih baik kognitifnya merasa terbebani, sementara peserta didik dengan disabilitas tidak bisa mengikuti kegiatan 

  1. Dinamisnya Kelompok 

Perbedaan karakter dan perilaku peserta didik bisa membuat dinamika kelompok menjadi sulit, seperti kesulitan dalam kerjasama.

  1. Perhatian yang Terbagi.

Guru merasa kesulitan menghadapi dalam memberikan perhatian yang cukup kepada setiap kelompok atau pasangan tutor sebaya, terutama jika jumlah peserta didik banyak.

  1. Pemahaman Orang Tua 

Orang tua peserta didik yang masih belum memahami pentingnya edukasi mengenai peserta didik dengan disabilitas atau kesulitan belajar yang memerlukan pendamping.

 

Solusi Cerdas Untuk Tantangan Inklusivitas

  1. Pelatihan dan Pendampingan

Guru memberikan pelatihan atau edukasi sederhana kepada peserta didik tentang cara menjadi tutor sebaya, yang baik, termasuk cara menjelaskan dengan sabar dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebayanya.

  1. Penyesuai Kelompok

Kelompok atau pasangan tutor sebaya dapat dibentuk dengan mempertimbangkan karakteristik individu peserta didik, seperti kecocokan kepribadian dan tingkat kemampuan, untuk mengurangi perbedaan yang terlalu besar.

  1. Pengawasan yang Lebih Intensif

Guru dapat lebih aktif memantau interaksi antar peserta didik dalam kelompok tutor sebaya untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan setiap peserta didik terlibat secara positif.

  1. Memberikan Dukungan Ekstra

Peserta didik dengan disabilitas atau yang menghadapi kesulitan belajar bisa diberikan dukungan ekstra, baik dari guru maupun dari teman sebaya yang lebih besar dan pengertian.

  1. Penerapan Pembelajaran Inklusif yang Fleksibel

Menerapkan metode pembelajaran yang fleksibel, di mana kegiatan tutor sebaya tidak kaku dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan dinamika kelas pada hari kegiatan.

 

Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini secara proaktif dan mengimplementasikan solusi yang tepat, praktik tutor sebaya dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang lebih besar dalam membangun inklusivitas di TK Negeri 1 Samarinda.

 

Akhir Yang Terinspirasi

Program atau pendekatan ini, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial dan pembelajaran di antara peserta didik. Dengan memanfaatkan keunggulan tutor sebaya, peserta didik belajar untuk bekerjasama, menghargai perbedaan dan mengembangkan keterampilan sosial serta empati. Meskipun terdapat tantangan, seperti perbedaan kemampuan dan dinamika kelompok yang kompleks, solusi yang tepat seperti edukasi, penyesuaian kelompok dan pengawasan intensif dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Secara keseluruhan program ini tidak hanya mendukung inklusivitas di lingkungan belajar tetapi juga membangun fondasi penting bagi perkembangan sosial dan emosional peserta didik sejak usia dini. 

 

Strategi Masa Depan

Untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan praktik baik tutor sebaya dalam membangun inklusivitas di TK Negeri 1 Samarinda, berikut adalah beberapa rekomendasi :

  1. Pelatihan dan Pengembangan Guru

  • Pelatihan Khusus: Menyelenggarakan pelatihan bagi guru tentang metode implementasi tutor sebaya yang efektif, termasuk strategi untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul.

  • Workshop Berkelanjutan: Mengadakan workshop rutin untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menerapkan tutor sebaya, serta memperbaharui pengetahuan tentang pendidikan inklusif.

  1. Edukasi dan Pembekalan untuk Peserta Didik    

  • Program Pengenalan: Membuat program pengenalan bagi peserta didik tentang konsep tutor sebaya, termasuk peran dan tanggung jawab sebagai tutor maupun sebagai pembelajar.

  • Pengembangan Keterampilan Sosial: Mengintegrasikan kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan komunikas, empati dan kerjasama di antara peserta didik.

  1. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas.

  • Sosialisasi Kepada Orang Tua: Mengadakan pertemuan atau seminar menjelaskan manfaat dan tujuan program tutor sebaya, sehingga orang tua dapat mendukung dari rumah.

  • Kolaborasi dengan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dan organisasi terkait dalam mendukung dan memperkaya program melalui sumber daya atau kegiatan tambahan.

  1. Penyesuaian dan Fleksibilitas Program.

  • Adaptasi terhadap Kebutuhan Individu: Menyesuaikan pasangan atau kelompok tutor sebaya berdasarkan kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik, termasuk mempertimbangan peserta didik dengan disabilitas.

  • Variasi Metode Pembelajaran: Menggunakan berbagai metode dan aktivitas belajar yang menarik dan interaktif untuk menjaga minat dan keterlibatan peserta didik.

  1. Penyesuaian dan Fleksibilitas Program

  • Adaptasi terhadap Kebutuhan Individu: Menyesuaikan pasangan atau kelompok tutor sebaya berdasarkan kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik, termasuk mempertimbangkan peserta didik dengan disabilitas.

  • Variasi Metode Pembelajaran: Menggunakan berbagai metode dan aktivitas belajar yang menarik dan interaktif untuk menjaga minat dan keterlibatan peserta didik.

  1. Monitoring dan Evaluasi Terstruktur

  • Pengawasan Rutin: Melakukan pengawasan rutin terhadap pelaksanaan program untuk memastikan tujuan tercapai dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan.

  • Evaluasi Berkali: Mengadakan evaluasi berkala melalui observasi, diskusi dan umpan balik dari guru, peserta didik dan orang tua untuk menilai efektivitas program.

  • Dokumentasi Praktik Baik: Mencatat dan mendokumentasikan keberhasilan serta tantangan yang dihadapi sebagai referensi untuk perkembangan lebih lanjut.

  1. Penyediaan Sumber Daya yang Memadai

  • Materi Pembelajaran: Menyediakan bahan ajar dan alat peraga yang mendukung aktivitas tutor sebaya, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

  • Fasilitas Pendukung: Menyediakan ruang dan lingkungan belajar yang kondusif untuk interaksi dan kolaborasi antar peserta didik.

  1. Penghargaan dan Motivasi

  • Pengakuan atas Partisipasi : Memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang berpartisipasi aktif dan menunjukkan kemajuan dalam program tutor sebaya.

  • Berbagi Praktik Baik: Membagikan cerita praktik baik dari implementasi program untuk memotivasi partisipasi lebih lanjut dan menumbuhkan rasa bangga di antara peserta didik dan staf pengajar.

  1. Integrasi dengan Kurikulum Sehat.

  • Sinkronisasi Materi: Memastikan bahwa aktivitas tutor sebaya selaras dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran sekolah, sehingga mendukung pencapaian akademik dan pengembangan holistik peserta didik.

  • Pendekatan Interdisipliner: Mengintegrasikan konsep inklusivitas dan kerjasama dalam berbagai topik pembelajaran dan kegiatan sekolah.

  1. Pengembangan Jaringan dan Kemitraan

  • Kerjasama dengan Instansi lain: Menjalin kemitraan dengan sekolah lain atau lembaga pendidikan untuk berbagi sumber daya, pengalaman dan strategi efektif dalam menerapkan tutor sebaya.

  • Partisipasi dalam Forum Pendidikan: Mengikuti forum atau konferensi pendidikan untuk mendapatkan wawasan baru dan memperluas jaringan profesional.

  1. Penanganan Tantangan secara Proaktif.

  •  
  • Konsultasi dengan Ahlinya: Mengundang ahli pendidikan anak usia dini atau psikolog anak untuk memberikan masukan dan saran dalam mengoptimalkan program.

Dengan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut, diharapkan praktik baik  tutor sebaya dalam membangun kepada seluruh satuan pendidikan. 

Mari bersama-sama membagun masa depan yang lebih inklusif dan penuh empati di TK Negeri 1 Samarinda melalui program tutor sebaya. Dengan menggabungkan kekuatan peserta didik, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih ramah, mendukung dan menghargai setiap perbedaan. Ayo, jadilah bagian dari perubahan ini. Dukungan anda, baik sebagai guru, orang tua, atau anggota masyarakat, sangatlah penting. Bersama-sama kita dapat memastikan bahwa setiap anak merasa diterima, dipahami, dan diberdayakan untuk mencapai potensi terbaik mereka. 

Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan ini untuk menciptakan sekolah yang benar-benar inklusif dan penuh kasih.