SD Negeri Baluwarti, yang terletak di perbatasan timur ‘Kota Yogyakarta berbatasan dengan Kabupaten Bantul propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (IKM) sejak tahun 2022’, dengan memilih opsi Mandiri Berubah. SD Negeri Baluwarti memulai penerapan kurikulum ini di kelas 1 dan kelas 4. Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung kurikulum yang baru, sekolah ini mengintegrasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) ke dalam Pendidikan Karakter pada semua kelas yaitu dari kelas 1 hingga kelas 6. Implementasi ini bertujuan agar setiap siswa terlibat aktif dalam mendukung tujuan Kurikulum Merdeka, mendorong siswa aktif, dan mengispirasi karya siswa terhadap lingkungan sekitar.
Dalam upaya untuk menyelaraskan pendidikan dengan konteks lokal dan memenuhi tuntutan abad ke-21, SD Negeri Baluwarti telah mengambil langkah strategis dengan melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Fokus utama dari proyek ini adalah kearifan lokal, yang dianggap penting untuk membentuk karakter dan identitas siswa sesuai dengan lingkungan tempat mereka berada. Proyek ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan relevan bagi siswa dalam mengenal dan melestarikan budaya lokal mereka.
Untuk mencapai tujuan tersebut, SD Negeri Baluwarti menyelenggarakan Gelar Karya bertajuk “Pasar Krempyeng.” Tema ini dipilih untuk memberikan wadah kepada siswa untuk mempelajari dan mengapresiasi budaya lokal. “Pasar Krempyeng” merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah pasar tradisional yang penuh warna dan beragam produk lokal. Gelar Karya ini dirancang untuk menjadi platform yang memungkinkan siswa menampilkan hasil karya mereka serta merayakan kekayaan budaya lokal.
Mengapa kami mengambil tajuk P5 dengan istilah Pasar Krempyeng? Kami mengunggah judul tersebut dengan tujuan memberikan wadah kepada siswa untuk mempelajari budaya lokal di lingkungan sekitar SD Negeri Baluwarti. Selain itu juga menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap budaya lokal.
Pemilihan tanggal 22 Desember 2022 untuk menyelenggarakan Gelar Karya bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Hal ini memberikan makna tambahan pada acara tersebut, dengan mengintegrasikan unsur perayaan budaya dan penghormatan terhadap peran ibu dalam masyarakat. Pada hari tersebut, berbagai pentas seni dan kreativitas siswa ditampilkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Acara ini tidak hanya memamerkan karya siswa tetapi juga menampilkan proses pembuatan dan hasil akhir dari karya mereka, memberikan apresiasi yang mendalam terhadap usaha dan kreativitas mereka.
Melalui Gelar Karya “Pasar Krempyeng,” SD Negeri Baluwarti berupaya untuk menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap budaya lokal mereka. Acara ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan budaya mereka sendiri dan mendapatkan pengalaman praktis dalam mempersiapkan dan menyajikan karya seni dan kerajinan yang mencerminkan kearifan lokal. Selain itu, melalui kegiatan ini, sekolah berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan memperkuat identitas budaya di kalangan siswa.
Dengan demikian, SD Negeri Baluwarti tidak hanya berfokus pada penerapan kurikulum baru tetapi juga berusaha secara aktif untuk menghubungkan pendidikan dengan nilai-nilai lokal yang kaya. Gelar Karya “Pasar Krempyeng” merupakan contoh nyata dari upaya sekolah dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembelajaran sehari-hari dan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan karakter dan identitas siswa.
Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ) di SD Negeri Baluwarti bertujuan untuk membentuk Karakter siswa sesuai dengan nilai – nilai Pancasila untuk itu siswa dapat mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam proses pembelajaran pada siswa kelas 1 hingga 6 terlibat dalam berbagai proyek yang menonjolkan budaya dan kearifan lokal. Gelar karya ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menampilkan hasil karya mereka, baik dalam bentuk seni, budaya, dalam pembuatan batik khas ke Jogjaan seperti batik celup,maupun batik ikat pada proyek yang telah mereka kerjakan. Event ini diselenggarakan dengan sederhana namun meriah, memberikan platform bagi siswa untuk menunjukkan bakat dan hasil kerja mereka kepada orang tua, guru, dan masyarakat sekitar.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ) dengan tema Kearifan Lokal yang menjadi fokus utama, dan nantinya akan dilaksanakan dalam Gelar Karya yang bertajuk “ Pasar Krempyeng” ini perlu dilaksanakan untuk mendekatkan hidupnya siswa dengan kehidupan masyarakat sekitar juga karakter siswa agar mereka tidak hanya memiliki pengetahuan saja tentang kehidupan masyarakat sekitar tetapi juga mengalaminya sendiri. Kearifan lokal di Yogyakarta ada berbagai ragam kekhasan seperti Membatik dengan berbagai motif dan filosofinya, Kerajinan Perak kesenian, makanan khas, kesenian tradisional dalam pembuatan batik teknik celup ikat dan teknik ciprat. Hasil dari proses dan produk dari P5 ini akan dipamerkan di Pasar Krempyeng. Ini bertujuan untuk melatih peserta didik untuk berani menampilkan hasil karyanya di Pasar Krempyeng tersebut.
Berdasarkan dari data Rapor Pendidikan tahun 2022 SDN Baluwarti, terdapat 2 aspek yang menjadi perioritas untuk ditingkatkan atau dibenahi pada periode bulan Januari sampai Desember 2021 yaitu aspek kualitas pembelajaran dan aspek iklim keamanan sekolah. Dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan yang tertuang dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ) maka tahun 2023 ada kenaikan tinggal 1 dengan nilai baik namun kondisi masih menurun aspek yaitu Kemampuan Literasi Murid.
Peningkatan kompetensi guru dan kebijakan yang menunjang kompetensi membaca teks sastra Hal ini dibuktikan dengan poster rapor Pendidikan yang menurun namun tetap berwarna hijau nilainya 88.89.
SD Negeri Baluwarti Yogyakarta yang notabennya sekolah kecil hanya terdapat 1 rombel ,dan siswa yang belajar di SD Negeri Baluwarti 50% penduduk yang berasal dari Kabupaten Bantul yang pada tahun 2022 mayoritas sekolah – sekolah masih menggunakan kurikulum 2013 sedangkan di SD Negeri Baluwarti sudah menggunakan kurikulum merdeka dengan opsi mandiri belajar.
Langkah awal menggunakan kurikulum merdeka mandiri berubah memang mengalami beberapa kendala diantaranya
- Masih hal yang baru bagi guru untuk mengaplikasikan P5
- Guru masih perlu banyak pendampingan penerapan P5
- Buku pedoman pembelajaran pada kurikulum merdeka berdasarkan fase.
Untuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ) dimulai dari 4 tahap meliputi orientasi ( pengenalan ) , kontekstual ( mengangkat permasalahan lingkungan terdekat ), aksi ( merancang dan melaksanakan proyek) dan refleksi ( menggenapi proses dengan memaparkan hasil belajar / hasil karya serta melakukan refleksi.
Refleksinya menyusun langkah strategis untuk pembelajaran lanjut dan menyusun langkah evaluasi untuk pembelajaran yang akan datang/ rencana tindak lanjut, sehingga berdampak pada peningkatan nilai siswa.
Kegiatan P5 di SD Negeri Baluwarti bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam proses pembelajaran. Selama satu semester, siswa dari kelas 1 hingga 6 terlibat dalam berbagai proyek yang menonjolkan budaya dan kearifan lokal. Gelar karya ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menampilkan hasil karya mereka, baik dalam bentuk seni, budaya, maupun proyek yang telah mereka kerjakan. Siswa merasa terpantik , termotivasi dalam kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan baik. Siswa juga dapat mengisnpirasi karyanya terhadap lingkungan sekitar. Event ini diselenggarakan dengan sederhana namun meriah, memberikan platform bagi siswa untuk menunjukkan bakat dan hasil kerja mereka kepada orang tua, guru, dan masyarakat sekitar.
Pembelajaran berpusat pada siswa ( Student Center ), siswa lebih terfasilitasi dengan adanya keberagaman proses belajar. Konten pembelajaran yang dikembangkan oleh guru-guru di sekolah menjadi lebih menarik sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam merealisasikan kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila kami membuat Tim Kerja yang terdiri dari Bapak / Ibu guru kelas dan bidang studi, seleain itu juga bekerjaama dengan komite inti sekolah dan komite kelas untuk ikut membantu terwujudnya gelar karya di Pasar Krempyeng. Ada beberapa stand yang ditunggui peserta didik yang siap untuk mempresentasikan apa yang didapatkan dalam pembelajaran selama ini dari Bapak/Ibu gurunya bahkan sampai terwujudnya karya yang dapat dijual belikan sebagai usaha inovatif siswa.
Keberhasilan acara ini tidak lepas dari kerja sama yang erat antara berbagai pihak. Komitmen dan dukungan dari guru, karyawan, serta komite sekolah. Pengawas SD, dan dedikasi warga sekolah dalam menyukseskan acara.
Kolaborasi antara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, pengawas sekolah, serta dukungan penuh dari ketua komite sekolah dan timnya, turut memainkan peran penting dalam kelancaran acara.
Manfaat kolaborasi memperkuat atau mempermudah pelaksanaan praktik baik.
Keberhasilan acara ini tidak lepas dari kerjasama yang erat antara berbagai pihak. Komitmen dan dukungan dari Pengawas Sekolah ( Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ) Kepala Sekolah, guru, Komite sekolah dan seluruh stakeholder dalam men
Sukseskan kegiatan tersebut.
Tokoh masyarakat : Ketua RT kemantren Kotagede
Kepala pimpinan Polri wilayah kemantren Kotagede
Kepala pimpinan komandan rayon militer kemantren Kotagede.
Dalam pelaksanaan kegiatan P5 Pasar krempyeng ini masing – masing berperan ikut serta memeriahkan kegiatan tersebut, selain itu juga sebagai tamu undangan dari SD Negeri Baluwarti karena selama ini pihak – pihak tersebut turut membantu kegiatan sekolah diantaranya dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka ini. Sekolah juga bekerjasama dengan masing – masing pihak dalam kegiatam PBB, penanaman kedisiplina, sholat duha bersama dan juga kegiatan sekolah lainnya.
- Peran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, memfasilitasi adanya workshop kurikulum merdeka
- Peran Kepala Sekolah dalam implementasi kuirikulum merdeka menggerakkan , mengarahkan guru secara tepat, sebagai motivator dan mediator dalam keikutseertaan pelatihan kurikulum merdeka,sebagai supervisor, partisifator dalam rapat dan sharing secara rutin.
Dengan kolaborasi ini secara tidak langsung SD Negeri Baluwarti sudah promosi kegiatan kegiatan yang ada di dalamnya. Dampak yang sangat menonjol ketika PPDB siswa yang mendaftar di SDN Baluwarti selalu full melebihi kuota.
SDN Baluwarti yang Kolaborasi antara sekolah dan komunitas lokal dalam program literasi ini memungkinkan siswa untuk belajar langsung dari praktisi lapangan, yang tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat. Kolaborasi sering kali menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan praktik baik, karena melibatkan berbagai pihak yang saling mendukung dan berbagi sumber daya serta keahlian. Menyoroti aspek kolaborasi ini dalam artikel akan memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan menunjukkan betapa pentingnya kerja sama.
Hasil dari kegiatan P5 ini mencerminkan pencapaian yang signifikan dalam integrasi kearifan lokal ke dalam kurikulum merdeka. Gelar Karya bertajuk Pasar Krempyeng ini tidak hanya menampilkan hasil kerja siswa tetapi juga memperkuat rasa identitas ( memiliki ) dan kebanggaan terhadap budaya lokal. Siswa juga tidak hanya belajar tetntang ilmu akademik tetapi juga mengenai nilai – nilai budaya yang merupakan bagian penting dari kehidupan meraka.
Dampak dari kegiatan Pasar Krempyeng membawa bahwa terlatihnya jiwa kewirausahaan sejak dini dimana siswa dapat membuat karya orisinil hasil buatannya sendiri dan dapat dijual ke pengunjung Pasar krempyeng yang diadakan di SD Negeri Baluwarti dan di hadiri semua stakeholder, Kepala Sekolah se Kemantren Kotagede, bahkan dari Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga.
Guru membutuhkan lebih banyak pendampingan dan contoh konkret dalam penerapan P5
Namun, seperti halnya kegiatan besar lainnya, tantangan juga muncul. Tantangan pertama tantangan utama adalah koordinasi antar berbagai pihak dan persiapan yang memadai untuk acara. Menghadapi cuaca yang tidak bersahabat, panitia harus cepat tanggap untuk mengatasi masalah tersebut agar acara tetap berjalan lancar. Kedua kurangnya Pemahaman dan Pelatihan. Ketiga masih terdapat banyak guru yang belum sepenuhnya memahami konsep P5. Guru membutuhkan lebih banyak pendampingan dan contoh konkret dalam penerapan P5 agar bisa lebih percaya diri dan efektif dalam mengimplementasikannya. Seperti pendampingan dalam penyusunan modul P5 yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran yang telah ditentukan oleh kurikulum. Keempat kurangnya Sumber Daya.
Keterbatasan ini meliputi kurangnya modul P5 yang sesuai dengan tema yang diangkat oleh sekolah. Sehingga, guru harus menyusun modul sendiri yang membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk menyampaikan pembelajaran ke peserta didik. Sehingga karena kurangnya acuan dalam pembelajaran, guru sering kebingungan saat akan melaksanakan pembelajaran P5. Kelima Variasi Kemampuan Peserta Didik, perbedaan kemampuan, minat, dan latar belakang peserta didik menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus mampu merancang projek P5 yang dapat diikuti oleh semua siswa (pembelajaran diferensiasi), tanpa terkecuali, yang seringkali sulit dilakukan dalam kelas yang sangat heterogen dengan jumlah peserta didik yang cukup banyak.
Upaya penerapan Kearifan Lokal melalui kurikulum Merdeka dengan P5 dalam gelar karya Pasar Krempyeng yaitu : diterapkannya perencanaan yang matang dan komunikasi yang efektif antara semua pihak terkait. Penggunaan lokasi yang dapat menampung banyak pengunjung serta mengantisipasi agar acara berjalan lancar walau saat hujan turun dengan mengambil langkah untuk memastikan keberhasilan acara. Memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan, webinar dan mempelajari modol di PMM di komunitas belajar sekolah maupun di KKG. Ini menunjukkan bahwa setiap inovasi memiliki rintangannya, tetapi bisa diatasi dengan cara yang tepat.
Melalui gelar karya ini, SD Negeri Baluwarti tidak hanya merayakan hasil kerja siswa tetapi juga menunjukkan kekuatan kolaborasi dan dedikasi dalam menerapkan kurikulum yang relevan dengan konteks lokal. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam pendidikan yang dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menerapkan kurikulum berbasis kearifan lokal. SD Negeri Baluwarti juga mengundang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga diwakili oleh Kabid pembinaan SD dan Tim kurikulum, mengundang Kepala Sekolah se Kemantren Kotagede, Tokoh masyarakat, Kapolsek . Danramil, maupun ketua RT setempat. Adapun panitia penyelenggara Semua warga sekolah diantaranya Kepala Sekolah sebagai manajerial, Guru dan Karyawan, Komite Inti dan komite kelas beserta siswa siswi kelas 1 sampai 6 untuk ikut menyaksikan Gelar Karya bertajuk Pasar Krempyeng tersebut.
“Sudahkah sekolah Anda mencoba metode pembelajaran interaktif Student Center ?
Semua guru kelas, dan bidang studi telah melaksanakan pembelajaran dengan metode ‘Problem Based Learning (”PBL) sehingga peserta didik berfikir secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahn sehingga bermakna relevan dan kontekstual, Project Based Learning (PJBL) menemukan pemecahan masalah, disamping itu juga agar peserta didik mempelajari konsep cara pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan Picture and picture untuk fase A di SD Negeri Baluwarti
Dalam observasi kelas kepala sekolah menilai kinerja guru sehingga semua perangkat modul ajar akan diunggah pada Rencana Harian Kerja di PMM ( Platform Merdeka Mengajar )
Penulis : Zulihatun Nusroh – Guru SDN Baluwarti Kota Yogyakarta