Mengolah Minyak Goreng Bekas Menjadi Lilin Aromaterapi: Ekonomis, Estetis, dan Ramah Lingkungan

Minyak goreng bekas atau minyak jelantah adalah salah satu limbah rumah tangga yang paling umum, dihasilkan setiap hari dalam jumlah besar oleh berbagai kalangan, mulai dari rumah tangga, warung makan, dan kantin sekolah. Sayangnya, banyak orang masih belum menyadari dampak negatif dari pembuangan minyak goreng bekas secara sembarangan. Minyak ini sering kali dibuang langsung ke saluran pembuangan, yang kemudian dapat menyumbat saluran air, mencemari lingkungan, dan merusak ekosistem air.

Selain dampak lingkungan, minyak goreng bekas yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali untuk menggoreng makanan dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrolein dan radikal bebas, yang dapat memicu penyakit seperti kanker. Oleh karena itu, pengelolaan minyak goreng bekas yang efektif dan ramah lingkungan menjadi sangat penting.

 

Di era modern ini, pendidikan tidak hanya berfokus pada pengembangan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan keterampilan hidup (Soft Skill) yang berkelanjutan. SMP Negeri 1 Katingan Tengah memahami pentingnya mengajarkan kepada siswa bagaimana mengelola sumber daya secara efektif dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah lingkungan. Salah satu inisiatif terbaru yang diperkenalkan di sekolah ini adalah mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aroma terapi yang ekonomis, estetis dan ramah lingkungan.

Minyak goreng bekas, yang sering kali dianggap sebagai limbah, memiliki potensi besar jika diolah dengan cara yang tepat. Di lingkungan rumah tangga maupun sekolah, minyak goreng bekas biasanya dibuang begitu saja, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah, tetapi juga untuk memberikan edukasi kepada siswa tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas dalam menciptakan produk baru yang bermanfaat.

 

Melalui program ini, siswa diajak untuk memahami proses daur ulang minyak goreng bekas menjadi lilin aroma terapi, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai estetika dan ekonomi. Lilin aroma terapi ini dapat digunakan di rumah atau dijual sebagai produk kerajinan tangan, memberikan peluang bagi siswa untuk belajar tentang kewirausahaan dan ekonomi kreatif.

Program ini juga sejalan dengan upaya SMP Negeri 1 Katingan Tengah untuk membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan, inovatif, dan berorientasi pada solusi. Dengan mengubah sesuatu yang sederhana seperti minyak goreng bekas menjadi produk yang bernilai tinggi, siswa diajarkan bahwa dengan kreativitas dan pengetahuan, mereka dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat.

 

Untuk mencapai visi pendidikan yang holistik dan berkelanjutan, penting bagi siswa untuk tidak hanya menguasai pengetahuan akademis, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan tantangan masa kini. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan, serta membangun keterampilan hidup (soft skill) dan karakter kepedulian terhadap lingkungan. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa dapat menjadi individu yang berdaya guna dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan peluang inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.”

 

Metode yang digunakan dalam praktik baik mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi yang ekonomis, estetis, dan ramah lingkungan  ini adalah metode OKAR, yaitu :

  1. Orientasi/Sosialisasi/Pengenalan: Sebelum memulai proses pengolahan, sekolah melakukan sosialisasi kepada siswa dan pihak terkait. Pada tahap ini, siswa diperkenalkan dengan konsep pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi. Mereka diajarkan tentang pentingnya daur ulang, manfaat ekonomi dari lilin aromaterapi, serta dampak positifnya terhadap lingkungan. Tahap ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar dan membangun kesadaran tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan.
  2. Kontekstual: Setelah sosialisasi, siswa diajak untuk mengamati fenomena penggunaan minyak goreng berulang-ulang dan dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan. Mereka belajar mengenai bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng bekas yang tidak diolah dengan benar, dan bagaimana pengolahan menjadi lilin aromaterapi dapat menjadi solusi praktis. Tahap ini memberikan siswa pemahaman yang mendalam tentang konteks dan relevansi kegiatan yang akan dilakukan.
  3. Aksi: Pada tahap ini, siswa melaksanakan aksi nyata dengan mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi. Mereka mengikuti langkah-langkah praktis mulai dari pemilihan bahan, proses pencampuran, hingga pencetakan lilin. Dalam proses ini, siswa tidak hanya mempraktikkan keterampilan teknis, tetapi juga mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, ekonomis, dan estetis.
  4. Refleksi: Setelah selesai mengolah lilin aromaterapi, siswa melakukan refleksi terhadap pengalaman yang telah mereka jalani. Mereka menilai keberhasilan produk, belajar dari kesulitan yang dihadapi, dan mempertimbangkan dampak kegiatan terhadap lingkungan serta diri mereka sendiri. Refleksi ini juga mencakup upaya siswa untuk mengkampanyekan hidup sehat dan gaya hidup berkelanjutan kepada teman-teman dan masyarakat sekitar, sehingga mereka dapat menyebarkan manfaat dari kegiatan ini lebih luas lagi.

Praktik mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi di SMP Negeri 1 Katingan Tengah mulai diterapkan sejak April 2023 sebagai bagian dari kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek ini melibatkan kolaborasi erat antara guru, siswa, dan orang tua siswa, dengan tujuan menciptakan produk yang ekonomis, estetis, dan ramah lingkungan.

Pada tahap awal, guru-guru memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya pengelolaan limbah dan potensi penggunaan kembali minyak goreng bekas. Edukasi ini mencakup penjelasan tentang dampak negatif minyak goreng bekas jika dibuang sembarangan, serta bagaimana minyak ini dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi seperti lilin aromaterapi.

Setelah pemahaman dasar diperoleh, siswa mulai terlibat dalam pengumpulan minyak goreng bekas dari rumah tangga mereka masing-masing dengan dukungan penuh dari orang tua. Orang tua tidak hanya menyediakan bahan baku, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan dorongan moral dan kadang-kadang ikut serta dalam proses pembuatan lilin.

Dalam proses pembuatan lilin, para guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui setiap tahap—dari pemilihan bahan tambahan seperti aroma dan pewarna, hingga teknik pencetakan lilin yang menarik secara estetika. Proses ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga mendorong kreativitas siswa dalam menciptakan desain lilin yang unik.

Yang terlibat dalam proses pembuatan lilin aromaterapi ini guru, siswa, serta orang tua siswa. Guru bertindak sebagai mentor dan fasilitator, memberikan arahan teknis dan bimbingan moral kepada siswa. Siswa menjadi pelaksana utama dalam proyek ini, mulai dari pengumpulan bahan baku, pembuatan lilin, hingga pemasaran produk akhir. Orang tua siswa mendukung dalam hal penyediaan bahan baku dan memberikan dorongan kepada anak-anak mereka, serta berpartisipasi dalam kegiatan promosi dan penjualan produk lilin aromaterapi.

Seiring berjalannya waktu, projek ini tidak hanya menghasilkan lilin aromaterapi yang ekonomis dan indah, tetapi juga mempererat hubungan antara siswa, guru, dan orang tua. Para siswa merasa bangga dengan hasil karya mereka, dan orang tua semakin mendukung kegiatan pendidikan yang kreatif dan bermanfaat ini.

Praktik ini terus berjalan hingga sekarang, dengan peningkatan dalam kualitas produk dan diversifikasi aroma serta desain lilin yang dihasilkan. Proyek ini menjadi contoh konkret dari pembelajaran yang aplikatif dan bermanfaat, serta menguatkan karakter siswa dalam hal kreativitas, kerjasama, dan tanggung jawab lingkungan.

Berikut cara Mengolah Minyak Goreng Bekas Menjadi Lilin Aromaterapi : APAKAH PERLU DITULIS CARA MENGOLAH MINYAK INI?

Alat-alat yang digunakan : 

  1. Kompor 6. Gelas kaca
  2. Panci 7. Gelas Plastik
  3. Timbangan 8. Corong
  4. Sendok 9. Tali sumbu
  5. Gunting 10. Tusuk gigi

Bahan-Bahan yang harus disiapkan : 

  1. Minyak goreng bekas (Minyak Jelantah)
  2. Sterain atau Parafin
  3. Pewarna (Lipstik dan Krayon)
  4. Minyak essensial (minyak telon, minyak wangi/ parfum)

Cara Membuat : 

  1. Timbang sterai sebanyak 100 gram
  2. Timbang minyak jelantah 100 gram
  3. Tuang kedua bahan tersebut kedalam panci sambil diaduk agar tercampur merata, panaskan!
  4. Kalau sudah tercampur rata angkat dari atas kompor dan dinginkan sekitar 10-15 menit.
  5. Jika sudah dingin tambahkan pewarna dan aduk kembali agar tercampur rata dan warnanya terlihat jelas, kemudian tuang ke dalam gelas kaca yang sudah diberi tali sumbu dan diikat ke tusuk gigi.
  6. Tunggu hingga mengeras dan lilin siap digunakan.

 

Implementasi pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi melibatkan beberapa pihak dengan peran yang sangat penting. Direktorat PMPK Kemendikbudristek berkontribusi dengan melakukan syuting film dokumenter mengenai implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2023. Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan memberikan dukungan dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk memamerkan produk di Katingan Fair 2024. Sekolah berperan dalam memfasilitasi kegiatan pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi, sementara masyarakat, kantin sekolah, dan orang tua siswa turut mendukung dengan membeli produk sebagai bentuk dukungan terhadap karya siswa.

 

Kolaborasi dalam mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi di SMP Negeri 1 Katingan Tengah membawa berbagai manfaat yang memperkuat dan mempermudah pelaksanaan praktik baik. Melalui kerja sama yang melibatkan berbagai pihak, proyek ini menjadi lebih efektif, berkelanjutan, dan berdampak positif. Beberapa manfaat diantaranya : 

  • Memperkuat kapasitas dan pengetahuan siswa
  • Mempermudah Akses ke Pasar dan Mendukung Keberlanjutan Proyek
  • Menguatkan Hubungan antara Sekolah dan Komunitas
  • Mempercepat Proses Pembelajaran dan Penerapan Kurikulum Merdeka
  • Mendorong Inovasi dan Kreativitas

 

  • Contoh: “Kolaborasi antara sekolah dan komunitas lokal dalam program literasi ini memungkinkan siswa untuk belajar langsung dari praktisi lapangan, yang tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat.”

Dampak Positif dari Kolaborasi: Setelah film dokumenter tentang proyek ini ditayangkan, sekolah lain di wilayah Katingan mulai mengadopsi praktik serupa. Mereka mendapatkan inspirasi dari keberhasilan SMP Negeri 1 Katingan Tengah dan mulai melibatkan siswa mereka dalam proyek daur ulang. Ini menciptakan efek domino, dimana lebih banyak sekolah mulai berpartisipasi dalam upaya pengelolaan limbah yang kreatif dan ramah lingkungan.

 

Mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi yang ekonomis, estetis, dan ramah lingkungan memiliki berbagai dampak positif yang signifikan, baik bagi individu, komunitas, maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak positif utama dari praktik ini:

1. Pengurangan Limbah dan Dampak Lingkungan

Pengurangan Polusi: Dengan mengolah minyak goreng bekas, kita dapat mengurangi limbah yang dibuang ke lingkungan, yang seringkali berakhir mencemari tanah dan air. Proses daur ulang ini membantu menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi jejak ekologi.

Pemanfaatan Sumber Daya: Mengubah limbah menjadi produk yang bermanfaat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya yang bijak, membantu mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru dan mendukung ekonomi sirkular.

2. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi

Kreativitas dalam Desain: Proses pembuatan lilin aromaterapi memungkinkan individu untuk berkreasi dalam menciptakan desain lilin yang estetis. Ini termasuk pemilihan aroma, warna, dan bentuk lilin yang menarik, yang meningkatkan nilai estetika produk akhir.

Inovasi Produk: Dengan mengolah minyak bekas menjadi lilin, muncul ide-ide baru dan inovasi dalam pemanfaatan bahan limbah, yang bisa diaplikasikan pada berbagai produk ramah lingkungan lainnya.

3. Keuntungan Ekonomi

Produk Ekonomis: Lilin aromaterapi yang dihasilkan dari minyak goreng bekas memiliki biaya produksi yang rendah, sehingga bisa dijual dengan harga terjangkau. Ini menciptakan peluang bisnis kecil-kecilan yang ekonomis bagi individu atau kelompok.

Sumber Pendapatan Alternatif: Praktik ini dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi komunitas atau sekolah, dengan menjual produk lilin aromaterapi di pasar lokal atau acara pameran.

4. Peningkatan Kesadaran Lingkungan

Edukasi dan Kampanye Lingkungan: Mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan limbah dan pengurangan polusi. Ini menjadi contoh konkret edukasi lingkungan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan Perilaku: Praktik ini mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam hal pengelolaan limbah, dengan menunjukkan bahwa limbah dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

5. Pemberdayaan dan Keterlibatan Komunitas

Kolaborasi Komunitas: Kegiatan ini mendorong keterlibatan komunitas dalam proyek daur ulang, memperkuat hubungan sosial dan rasa kebersamaan. Kolaborasi antar anggota komunitas dalam pengumpulan minyak bekas dan produksi lilin menciptakan rasa tanggung jawab bersama.

Pemberdayaan Ekonomi: Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, masyarakat, dan pelaku usaha kecil, proyek ini memberdayakan ekonomi lokal dan meningkatkan keterampilan praktis.

6. Pemanfaatan Aroma Terapi

Kesejahteraan Mental dan Emosional: Lilin aromaterapi yang dihasilkan tidak hanya indah secara visual, tetapi juga bermanfaat untuk kesejahteraan mental dan emosional. Aroma yang dihasilkan dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan menenangkan.

7. Dukungan terhadap Pendidikan Berbasis Proyek

Pembelajaran Praktis: Proyek ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah sebagai contoh pendidikan berbasis proyek (project-based learning), yang mengajarkan siswa keterampilan praktis seperti daur ulang, kewirausahaan, dan tanggung jawab lingkungan.

8. Peningkatan Estetika Lingkungan

Penggunaan Produk Estetis: Lilin aromaterapi yang cantik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental, tetapi juga memperindah lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja. Produk ini dapat menjadi dekorasi yang menarik dan berfungsi ganda.

Secara keseluruhan, mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi menawarkan berbagai dampak positif yang melampaui sekadar pengelolaan limbah, meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana tindakan kecil dapat memberikan kontribusi besar bagi keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi menghadapi beberapa tantangan signifikan. Minyak goreng bekas seringkali memiliki bau tidak sedap dan warna yang keruh, yang dapat mempengaruhi kualitas lilin yang dihasilkan. Selain itu, ketersediaan bahan baku yang tidak seragam, terutama dalam hal tekstur minyak, juga dapat menjadi kendala dalam proses produksi. Setelah lilin berhasil dibuat, tantangan berikutnya adalah bagaimana memasarkan produk tersebut secara efektif agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Upaya ini memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk memastikan produk dapat diterima dan memberikan manfaat bagi sekolah dan komunitas.

Untuk mengatasi tantangan dalam pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, minyak goreng bekas perlu disaring dan dimurnikan menggunakan bahan alami seperti arang atau kulit jeruk untuk menghilangkan bau dan kotoran, sehingga meningkatkan kualitas lilin yang dihasilkan. Selanjutnya, penambahan pewarna dan aroma alami, seperti minyak esensial, kayu manis, atau daun pandan, dapat memperbaiki estetika dan aroma lilin, membuatnya lebih menarik bagi konsumen. Untuk pemasaran, sekolah dapat mengadakan bazaar atau pameran untuk memamerkan dan menjual produk kepada orang tua, guru, dan masyarakat setempat. Selain itu, kolaborasi dengan usaha kecil menengah (UKM) lokal dapat membantu memperkenalkan dan memasarkan lilin ke pasar yang lebih luas. Pemasaran juga dapat dilakukan melalui media sosial untuk mencapai audiens yang lebih besar. Terakhir, melibatkan komite sekolah dalam produksi dan distribusi dapat memastikan bahwa kegiatan ini dikelola dengan baik dan memberikan dampak yang maksimal bagi komunitas.

 

Praktik baik mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi yang ekonomis, estetis, dan ramah lingkungan di SMP Negeri 1 Katingan Tengah membuktikan bahwa limbah yang biasanya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi. Proyek ini tidak hanya memberikan solusi untuk mengurangi limbah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan, tetapi juga mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif siswa.

Melalui kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat, proyek ini memberikan dampak positif yang luas, termasuk peningkatan kesadaran lingkungan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan hubungan komunitas. Lilin aromaterapi yang dihasilkan tidak hanya indah dan bermanfaat untuk kesejahteraan emosional, tetapi juga menjadi simbol dari kekuatan kreativitas dan tanggung jawab lingkungan.

Secara keseluruhan, praktik ini menunjukkan bagaimana tindakan sederhana seperti mendaur ulang minyak goreng bekas dapat menghasilkan manfaat yang signifikan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Proyek ini menginspirasi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola limbah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan

 

Bagi sekolah atau guru yang tertarik untuk menerapkan praktik baik dalam mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi, berikut beberapa saran dan rekomendasi yang dapat membantu memaksimalkan keberhasilan proyek:

 1) Mulai dengan Edukasi Lingkungan

  • Sosialisasi: Sebelum memulai proyek, lakukan sosialisasi kepada siswa dan seluruh komunitas sekolah tentang pentingnya pengelolaan limbah dan manfaat dari daur ulang. Edukasi ini akan membangun kesadaran dan motivasi yang kuat untuk berpartisipasi dalam proyek.
  • Integrasi dalam Kurikulum: Integrasikan proyek ini ke dalam pelajaran yang relevan, seperti sains, seni, atau kewirausahaan, untuk memberikan konteks yang lebih kuat dan mendalam bagi siswa.

2) Lakukan Perencanaan yang Matang

  • Penentuan Sumber Bahan Baku: Identifikasi sumber minyak goreng bekas yang akan digunakan. Anda bisa bekerja sama dengan kantin sekolah, warung sekitar, atau rumah tangga siswa untuk mengumpulkan minyak bekas.
  • Pelatihan dan Keterampilan: Pastikan guru dan siswa memiliki keterampilan dasar dalam membuat lilin. Adakan pelatihan atau workshop untuk memastikan semua peserta memiliki pemahaman yang baik tentang proses produksi.

3) Libatkan Berbagai Pihak untuk Kolaborasi

  • Kerja Sama dengan Komunitas: Libatkan orang tua, masyarakat, dan pihak lain dalam proyek ini. Misalnya, orang tua dapat mendonasikan minyak goreng bekas, sementara masyarakat dapat mendukung dengan membeli produk.
  • Dukungan dari Pemerintah Lokal: Bekerjasama dengan dinas pendidikan atau pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan, seperti kesempatan mengikuti pameran atau kompetisi yang relevan.

4) Fokus pada Kreativitas dan Estetika Produk

  • Eksplorasi Aroma dan Desain: Dorong siswa untuk berkreasi dengan berbagai aroma dan desain lilin agar produk yang dihasilkan menarik dan memiliki nilai jual tinggi.
  • Kontinuitas Produk: Ciptakan variasi produk untuk menjaga minat pasar dan memberi ruang bagi inovasi berkelanjutan.

5) Manfaatkan Kesempatan untuk Kewirausahaan

  • Pengembangan Produk sebagai Sumber Pendapatan: Gunakan proyek ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan siswa tentang kewirausahaan dan manajemen bisnis sederhana. Uang yang dihasilkan dari penjualan lilin bisa digunakan untuk mendanai proyek-proyek lain atau kegiatan ekstrakurikuler.
  • Branding dan Promosi: Buat branding yang menarik untuk produk lilin dan promosikan melalui media sosial, acara sekolah, atau pameran lokal.

6) Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan

  • Monitoring dan Evaluasi: Lakukan evaluasi rutin terhadap proses dan hasil proyek untuk memastikan bahwa tujuan yang diharapkan tercapai. Identifikasi area yang perlu diperbaiki dan kembangkan strategi untuk peningkatan.
  • Pengembangan Proyek: Setelah proyek lilin aromaterapi berjalan dengan baik, pertimbangkan untuk mengembangkan proyek daur ulang lainnya yang bisa diintegrasikan dalam kegiatan sekolah.

 

7) Dokumentasi dan Publikasi

  • Mendokumentasikan Proses dan Hasil: Dokumentasikan setiap tahap proyek, mulai dari perencanaan hingga hasil akhir. Ini tidak hanya menjadi catatan penting bagi sekolah, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan promosi dan inspirasi bagi sekolah lain.
  • Bagikan Pengalaman: Publikasikan hasil dan pengalaman proyek di media sosial, blog sekolah, atau jurnal pendidikan. Ini dapat memotivasi sekolah lain untuk mencoba proyek serupa.

Dengan menerapkan saran-saran ini, sekolah dan guru dapat mengoptimalkan pelaksanaan proyek pengolahan minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi, menciptakan dampak positif yang luas, dan memberikan pengalaman pembelajaran yang berharga bagi siswa.

 

“Apakah Anda siap untuk membuat perubahan positif? Mari bergabung dalam kegiatan kreatif ini: Mari Berkreasi dengan Minyak Goreng Bekas! Ubah limbah yang sering diabaikan menjadi lilin aromaterapi yang bernilai tinggi. Dengan berpartisipasi, Anda tidak hanya berkontribusi pada lingkungan, tetapi juga menikmati hasil karya yang indah dan bermanfaat. Ayo, bersama-sama kita wujudkan kreativitas dan keberlanjutan!”