Kesehatan merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Siswa dan tenaga pengajar yang sehat akan lebih mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Namun, di tengah padatnya aktivitas dan tuntutan akademis, kesehatan seringkali terabaikan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas belajar dan mengajar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengaitkan kesehatan dengan konsep gaya hidup berkelanjutan, khususnya sub tema gaya hidup sehat. Melalui penerapan gaya hidup sehat, kita tidak hanya menjaga kondisi fisik dan mental, tetapi juga turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Pengintegrasian konsep ini dalam pendidikan akan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya menjaga kesehatan sekaligus mempraktikkan pola hidup yang seimbang dan berkelanjutan.
Konsep gaya hidup sehat serta pengenalan pendidikan gizi dapat dilakukan di sekolah yang diterapkan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan subtema Gaya Hidup Sehat. Gaya hidup sehat adalah salah satu pendekatan yang menekankan pentingnya kebiasaan sehari-hari yang menjaga keseimbangan kesehatan tubuh dan pikiran. Dalam konteks pendidikan, menerapkan gaya hidup sehat merupakan langkah krusial untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif.
Gaya hidup sehat mencakup berbagai aspek, seperti pola makan bergizi, olahraga rutin, tidur yang cukup, serta manajemen stres. Jika siswa menerapkan gaya hidup ini, maka kondisi fisik dan mental mereka akan lebih terjaga, sehingga mendukung proses belajar dan mengajar yang lebih produktif. Selain itu, gaya hidup sehat juga melibatkan pengelolaan sumber daya dengan bijak, seperti memilih makanan lokal yang segar dan bergizi, serta mengurangi konsumsi makanan olahan yang tidak sehat dan berdampak buruk bagi lingkungan.
Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan, SMA Methodist Banda Aceh mulai menerapkan konsep gaya hidup sehat yang terintegrasi dengan P5 : Gaya Hidup Berkelanjutan. SMA Methodist Banda Aceh merupakan sekolah penggerak angkatan pertama. Sekolah ini mulai menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2021. Kurikulum merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada murid. Salah satu komponen penting dalam kurikulum merdeka ini adalah projek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Projek penguatan profil pelajar pancasila bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, yang mencakup berbagai aspek moral, sosial, dan akademik. Adapun dimensi yang dikembangkan dalam profil pelajar pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.
Pembentukan tim guru di SMA Methodist dikoordinir oleh koordinator P5 sesuai dengan rumpun ilmu. Setelah itu, koordinator menyosialisasikan kepada peserta didik terkait tema-tema P5 dan membentuk kelompok peserta didik sesuai dengan keresahan mereka masing-masing. Setelah kelompok terbentuk dan tema sudah dipilih oleh peserta didik, koordinator menyerahkan kelompok peserta didik kepada tim guru sesuai dengan tema peserta didik. Untuk projek ini, tema yang dipilih adalah “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan subtema “Makanan Sehat”. Dimensi profil pelajar pancasila yang diharapkan tertanam oleh peserta didik dalam projek ini adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Hasil yang diharapkan dari projek ini adalah peserta didik dapat mengubah pola makan yang kurang sehat menjadi pola makan yang sehat.
Artikel ini akan mengulas bagaimana penerapan prinsip P5 dapat menjadi landasan dalam membentuk kesadaran gizi di kalangan generasi muda. Dengan memahami konsep ini, diharapkan generasi penerus dapat mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai bagaimana P5 dapat menjadi strategi efektif dalam pendidikan gizi dan bagaimana dampaknya terhadap pola makan dan kesehatan generasi muda.
Keresahan membawa dampak positif
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini bermula dari keresahan peserta didik tentang presensi yang kurang maksimal setiap harinya. Dalam satu minggu belajar selalu ada peserta didik yang tidak hadir dengan alasan kurang sehat/sakit. Hal ini ternyata ada kaitannya dengan menu makanan/camilan teman sekelasnya yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. SMA Methodist memulai pembelajaran mulai pukul 07.30 s.d. 14.00 WIB dan terdapat dua kali istirahat, yaitu istirahat pertama pada pukul 09.30 s.d. 09.50 dan istirahat kedua pada pukul 11.50 s.d. 12.00.
Peserta didik di SMA Methodist Banda Aceh sebagian besar mengonsumsi makanan/cemilan berupa mie instan, gorengan, es krim, keripik, permen, dan snack ciki-ciki. Padahal pada usia ini, peserta didik membutuhkan makanan sehat yang baik untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kinerjanya untuk menunjang prestasi. Makanan sehat ini dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kesehatan mental, energi untuk aktivitas sehari-hari, mendukung sistem kekebalan tubuh, mencegah masalah kesehatan di masa depan, prestasi akademik dan olahraga, serta pembentukan kebiasaan sehat. Oleh karena itu, beberapa kelompok peserta didik membentuk tim proyek P5 dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” untuk meneliti seberapa banyak peserta didik yang mengonsumsi makanan sehat dan makanan tidak sehat di SMA Methodist Banda Aceh. Tiap kelas terdapat satu tim “Makanan Sehat” untuk lebih memudahkan proses penelitian. Tiap tim terdiri atas 6-7 anggota.
Masing-masing tim mengobservasi makanan/camilan yang dibawa oleh teman-teman sekelasnya dalam kurun waktu satu minggu. Setelah itu, masing-masing tim menganalisis hasil observasi dan disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik SMA Methodist mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Oleh karena itu, tim “Makanan Sehat” membentuk kelompok diskusi untuk menyusun langkah berikutnya, yaitu membuat poster dan mensosialisasikannya di depan seluruh peserta didik SMA Methodist setelah ibadah di aula sekolah. Tim ini juga membuat video penjelasan tentang makanan sehat dan diunggah di media sosial agar bisa dilihat oleh peserta didik lain secara berulang-ulang, juga sebagai pengingat bagi peserta didik lain yang masih suka mengonsumsi makanan tidak sehat.
Pada akhir semester genap, 15 Juni 2023, SMA Methodist menggelar pameran P5 di aula dan halaman sekolah. Tim “Makanan Sehat” melakukan demo masak dengan menu makanan yang berbeda tiap tim. Makanan yang dimasak adalah jeli buah, salad buah, gado-gado, jus buah, nasi lauk telur dan ayam, serta camilan sehat. Pameran ini dihadiri oleh pengawas sekolah dari dinas pendidikan, fasilitator sekolah penggerak, perwakilan komite sekolah, kepala sekolah dan peserta didik dari sekolah lain, dewan guru, serta peserta didik SMA Methodist.
Pembentukan kesadaran gizi membawa dampak positif
Penerapan prinsip P5 (Pola Makan Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Pengaturan Gizi) dalam upaya membentuk kesadaran gizi pada generasi muda dapat memberikan berbagai dampak positif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut adalah beberapa gambaran hasil dan dampaknya:
Peningkatan Pengetahuan Gizi
Implementasi P5 melalui program pendidikan gizi yang terstruktur dapat secara signifikan meningkatkan pengetahuan generasi muda mengenai prinsip pola makan sehat dan pentingnya nutrisi. Pengetahuan ini meliputi pemahaman tentang berbagai jenis nutrien, manfaat makanan sehat, serta dampak dari konsumsi makanan yang tidak seimbang. Sebagai contoh, anak-anak dan remaja yang terlibat dalam program pendidikan gizi yang efektif menunjukkan peningkatan pemahaman tentang label nutrisi, pilihan makanan yang lebih baik, dan pentingnya konsumsi buah dan sayuran.Perubahan Perilaku Makan
Dengan penerapan prinsip P5, diharapkan terjadi perubahan positif dalam perilaku makan generasi muda. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan pendidikan gizi yang baik cenderung mengadopsi kebiasaan makan yang lebih sehat, seperti memilih makanan yang rendah gula dan lemak, serta meningkatkan konsumsi makanan yang kaya serat. Misalnya, program yang melibatkan kegiatan memasak sehat dan pembelajaran interaktif dapat mendorong anak-anak untuk lebih sering memilih makanan yang sehat dan menghindari camilan tidak sehat.Pengurangan Risiko Penyakit
Pola makan sehat yang diterapkan sejak usia dini dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis di masa depan. Konsumsi makanan yang seimbang membantu mencegah gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti program pendidikan gizi dan menerapkan pola makan sehat memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan kesehatan yang berkaitan dengan pola makan yang buruk.Peningkatan Kesehatan Mental dan Energi
Nutrisi yang baik juga berdampak positif pada kesehatan mental dan tingkat energi. Makanan yang kaya nutrisi mendukung fungsi otak yang optimal, meningkatkan konsentrasi, dan menurunkan risiko gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan. Remaja yang mendapatkan asupan gizi yang baik cenderung memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dan performa akademik yang lebih baik, berkat peningkatan kesehatan mental dan fisik.Pengembangan Kebiasaan Sehat yang Berkelanjutan
Pendidikan gizi yang efektif tidak hanya memengaruhi pola makan saat ini, tetapi juga membantu membentuk kebiasaan sehat yang dapat bertahan sepanjang hayat. Generasi muda yang teredukasi tentang pentingnya pola makan sehat cenderung menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka dan dapat mempengaruhi keluarga dan teman-teman mereka. Ini menciptakan efek domino yang memperluas dampak positif dari pendidikan gizi ke seluruh komunitas.Perubahan dalam Kebijakan dan Lingkungan Sekolah
Dampak jangka panjang dari penerapan P5 dapat terlihat dalam perubahan kebijakan dan lingkungan sekolah. Sekolah yang mengadopsi kurikulum gizi dan menyediakan makanan sehat di kantin mereka dapat berkontribusi pada lingkungan yang mendukung pola makan sehat. Selain itu, hasil dari program pendidikan gizi dapat mendorong kebijakan kesehatan publik yang lebih baik yang mendukung akses ke makanan sehat dan pendidikan gizi di tingkat yang lebih luas.
Secara keseluruhan, penerapan prinsip P5 dapat menghasilkan dampak yang luas dan positif, baik dalam hal kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan gizi yang efektif tidak hanya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, tetapi juga memotivasi perubahan perilaku yang mendukung gaya hidup sehat dan kesejahteraan jangka panjang.
Berdasarkan beberapa dampak tersebut, seluruh peserta didik SMA Methodist mulai menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sarapan/camilan bergizi secara bertahap. Para peserta didik tetap mengonsumsi mi instan, gorengan, dll., tetapi porsinya sudah berkurang. Biasanya seminggu bisa tiga sampai empat kali, sekarang sudah berkurang menjadi dua kali saja mereka mengonsumsi makanan yang kurang sehat atau makanan yang kurang bernutrisi. Perubahan yang terjadi pada peserta didik yang mulai menerapkan hidup sehat, mereka tidak mudah mengantuk dan tidak mudah sakit. Awalnya setiap bulan pasti ada beberapa siswa yang absen karena kurang sehat. Setelah dilakukan penerapan hidup sehat, presensi di kelas sudah mulai membaik.
Pendidikan gizi yang efektif memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat di kalangan generasi muda.
Namun, penerapan prinsip-prinsip gizi yang sehat seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama yang berkaitan dengan manajemen waktu siswa. Dengan jadwal yang semakin padat, siswa menghadapi kesulitan dalam mengatur waktu mereka untuk kegiatan tambahan, termasuk pendidikan gizi dan persiapan makanan sehat. Tantangan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengadopsi dan mempertahankan kebiasaan makan yang baik. Eksplorasi beberapa tantangan utama yang dihadapi siswa dalam manajemen waktu terkait dengan pendidikan gizi. Selain itu, juga dibahas solusi potensial yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan ini, sehingga siswa dapat lebih mudah menerapkan pola makan sehat dalam rutinitas mereka yang sibuk.
Jadwal yang Padat
Siswa seringkali memiliki jadwal yang sangat padat, dengan berbagai kegiatan sekolah seperti pelajaran, tugas rumah, ekstrakurikuler, dan kegiatan sosial. Padatnya jadwal ini seringkali membuat mereka sulit untuk menyisihkan waktu untuk kegiatan pendidikan gizi tambahan, seperti pelatihan atau workshop tentang pola makan sehat.
Kurangnya Waktu untuk Persiapan Makanan
Keterbatasan waktu juga berdampak pada kemampuan siswa untuk mempersiapkan makanan sehat. Banyak siswa memilih makanan cepat saji atau camilan yang tidak sehat karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan makanan yang bergizi.
Prioritas Akademik
Fokus utama siswa seringkali adalah pada pencapaian akademik dan ujian, yang bisa mengesampingkan perhatian mereka terhadap pola makan sehat. Dalam situasi ini, pendidikan gizi mungkin dianggap kurang prioritas dibandingkan dengan kegiatan akademik dan ujian.
Kesadaran dan Motivasi yang Terbatas
Siswa mungkin tidak sepenuhnya menyadari pentingnya manajemen waktu yang efektif dalam konteks pola makan sehat. Kurangnya motivasi dan pengetahuan tentang manfaat jangka panjang dari pola makan sehat bisa membuat mereka kurang berkomitmen untuk menerapkan perubahan.
Mengatasi tantangan manajemen waktu dalam pendidikan gizi siswa memerlukan pendekatan yang strategis dan inovatif. Setelah mengidentifikasi berbagai kendala yang menghambat penerapan prinsip pola makan sehat, langkah selanjutnya adalah menemukan solusi yang praktis dan efektif. Solusi ini harus dirancang untuk mempermudah integrasi pendidikan gizi ke dalam kehidupan sehari-hari siswa yang sibuk.
Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat membantu siswa mengelola waktu mereka lebih baik, sehingga mereka dapat lebih mudah menerapkan kebiasaan makan sehat. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan siswa dapat menghadapi tantangan manajemen waktu mereka dengan lebih efektif, serta memperoleh manfaat maksimal dari pendidikan gizi yang mereka terima.
Integrasi Pendidikan Gizi dalam Kurikulum Sekolah
Mengintegrasikan pendidikan gizi ke dalam kurikulum sekolah dapat memastikan bahwa siswa mendapatkan pengetahuan tentang pola makan sehat tanpa memerlukan waktu tambahan di luar jadwal mereka yang sudah padat. Program pendidikan gizi yang terintegrasi dalam mata pelajaran lain seperti biologi atau kesehatan dapat mengurangi beban waktu tambahan dan mempermudah akses ke informasi penting tentang nutrisi.Kegiatan Gizi yang Fleksibel dan Terjangkau
Menawarkan kegiatan pendidikan gizi yang fleksibel, seperti kursus online atau materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja, dapat membantu siswa menyesuaikan pembelajaran dengan jadwal mereka. Aplikasi mobile atau platform pendidikan online yang fokus pada gizi juga bisa memberikan panduan praktis dan tips manajemen waktu dalam konteks pemilihan makanan sehat.Pelatihan Manajemen Waktu dan Perencanaan Makanan
Melakukan pelatihan tentang manajemen waktu dan perencanaan makanan di sekolah dapat membantu siswa mengatur waktu mereka dengan lebih baik dan membuat perencanaan makanan yang efisien. Program yang mengajarkan cara mempersiapkan makanan sehat dengan cepat, seperti meal prepping atau menggunakan bahan-bahan yang mudah disiapkan, dapat memudahkan siswa dalam mengelola waktu mereka.Fasilitas dan Dukungan di Sekolah
Menyediakan fasilitas seperti kantin sekolah yang menawarkan pilihan makanan sehat atau menyediakan waktu khusus untuk memasak di sekolah dapat membantu siswa yang kekurangan waktu untuk mempersiapkan makanan sendiri. Program-program ini bisa disertai dengan informasi edukatif tentang manfaat makanan sehat dan tips untuk memasak cepat dan bergizi.Membangun Kesadaran dan Motivasi
Mengadakan seminar, workshop, atau kampanye kesadaran di sekolah tentang pentingnya pola makan sehat dan dampaknya terhadap kesehatan dan performa akademik dapat meningkatkan motivasi siswa. Menyertakan studi kasus dan testimonial dari siswa lain yang telah merasakan manfaat dari pola makan sehat dapat membantu meningkatkan kepedulian dan dorongan siswa untuk membuat perubahan.Kolaborasi dengan Orang Tua
Melibatkan orang tua dalam program pendidikan gizi dapat mendukung siswa dalam mengelola waktu mereka untuk kegiatan terkait gizi. Orang tua dapat membantu dengan memberikan dukungan di rumah, seperti menyediakan makanan sehat dan mendiskusikan pentingnya manajemen waktu untuk persiapan makanan.
Dengan mengatasi tantangan manajemen waktu siswa melalui solusi yang efektif, diharapkan pendidikan gizi dapat diintegrasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari mereka, mendukung pola makan sehat yang konsisten dan berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Penerapan prinsip P5—Pola Makan Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Pengaturan Gizi—memegang peranan krusial dalam membentuk kesadaran gizi di kalangan generasi muda. Meskipun tantangan seperti jadwal yang padat dan manajemen waktu yang kurang optimal seringkali menghambat penerapan pola makan sehat, berbagai solusi inovatif dapat membantu mengatasi kendala-kendala tersebut. Integrasi pendidikan gizi dalam kurikulum sekolah, penggunaan platform pendidikan digital, pelatihan manajemen waktu, dan dukungan dari lingkungan sekolah serta keluarga merupakan langkah-langkah strategis yang dapat mempermudah siswa untuk mengadopsi dan mempertahankan kebiasaan makan sehat.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan generasi muda dapat membangun kesadaran dan kebiasaan gizi yang baik sejak dini. Dengan pengetahuan yang memadai dan kebiasaan yang sehat, mereka tidak hanya akan menikmati manfaat kesehatan jangka panjang, tetapi juga akan mampu mempengaruhi lingkungan sekitar mereka secara positif. Kesadaran gizi yang baik akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, menjadikan investasi dalam pendidikan gizi sebagai langkah penting untuk masa depan yang lebih sehat.
Untuk memahami penerapan prinsip P5 dalam pola makan sehat dan pembentukan kesadaran gizi pada generasi muda, penting untuk meninjau landasan teori yang mendasari konsep-konsep ini. Landasan teori ini meliputi beberapa aspek penting, termasuk teori gizi, prinsip pola makan sehat, dan pendekatan pendidikan gizi.
Teori Gizi dan Kesehatan
Teori gizi berfokus pada pemahaman tentang bagaimana nutrisi mempengaruhi kesehatan tubuh. Menurut teori gizi dasar, makanan yang kita konsumsi menyediakan makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang optimal. Konsep keseimbangan nutrisi, seperti yang dijelaskan dalam Model Nutrisi Seimbang (Balanced Nutrition Model), menyarankan bahwa asupan yang tepat dari berbagai nutrien penting untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan secara keseluruhan. Teori ini mendasari prinsip P5 dengan menekankan pentingnya konsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang.
Prinsip Pola Makan Sehat
Pola makan sehat adalah konsep yang mengacu pada kebiasaan makan yang mendukung kesehatan dan mencegah penyakit. Prinsip-prinsip utama dari pola makan sehat termasuk konsumsi berbagai jenis makanan, porsi yang tepat, serta keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan yang dibakar. Menurut pedoman dari berbagai badan kesehatan seperti WHO dan Kementerian Kesehatan, pola makan sehat meliputi konsumsi banyak buah dan sayuran, sumber protein yang sehat, serta penghindaran makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Prinsip ini merupakan bagian dari kerangka P5 yang bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik sejak dini.
Pendekatan Pendidikan Gizi
Pendidikan gizi adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dalam memilih makanan yang sehat dan menerapkan pola makan yang baik. Teori pendidikan kesehatan, seperti Teori Perubahan Behavior (Behavior Change Theory) dan Model Kognitif-Sosial (Social-Cognitive Model), menunjukkan bahwa perubahan perilaku kesehatan dapat dicapai melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi. Program pendidikan gizi yang efektif seringkali melibatkan interaksi aktif, informasi yang relevan, dan dukungan sosial untuk mendorong perubahan perilaku yang positif. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip P5, yang menekankan pentingnya pendidikan gizi dalam membentuk kesadaran dan kebiasaan makan yang sehat di kalangan generasi muda.
Model Integrasi Kesehatan dan Pendidikan
Model integrasi kesehatan dan pendidikan menggabungkan teori gizi dengan strategi pendidikan untuk menciptakan intervensi yang komprehensif. Model ini menekankan perlunya pendekatan multifaset yang melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas dalam mendukung kebiasaan makan sehat. Implementasi P5 dalam konteks ini melibatkan integrasi kurikulum pendidikan gizi di sekolah, program penyuluhan kesehatan di komunitas, dan peran serta aktif dari keluarga dalam mendukung pola makan sehat.
Dengan memahami landasan teori ini, kita dapat lebih jelas melihat bagaimana penerapan prinsip P5 dapat membentuk kesadaran gizi pada generasi muda. Integrasi teori gizi, prinsip pola makan sehat, dan pendekatan pendidikan gizi memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan program dan strategi yang efektif dalam mempromosikan pola makan yang sehat dan berkelanjutan di kalangan anak-anak dan remaja.
Berikut ini merupakan dokumentasi yang diperoleh dari proses penyelenggaraan projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” subtema “Makanan Sehat”
(Penulis : Nova Sela Meilestari, S.Pd.)