Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Namun, pesatnya perkembangan industri ini juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah limbah tekstil yang semakin meningkat jumlahnya. Limbah tekstil dapat berasal dari berbagai sumber, seperti sisa produksi, kain yang tidak terpakai, dan potongan kain yang dihasilkan dalam proses pembuatan pakaian atau produk tekstil lainnya. Limbah ini tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik.Limbah tekstil adalah pencemar air kedua terburuk di dunia setelah limbah industri. Menurut data yang ada, 80% dari 200 miliar potongan kain yang diproduksi tiap tahunnya hanya berakhir di tempat sampah. Di Indonesia, dari 33 juta ton pakaian yang diproduksi, hampir satu juta diantaranya menjadi limbah tekstil tiap tahun.
Limbah tekstil terdiri dari berbagai macam, mulai dari potongan kain yang cukup besar sampai pada potongan kain yang sangat kecil. Kita mampu memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Potongan kain yang cukup besar dapat kita olah menjadi berbagai macam produk fashion. Mulai dari dompet, tas, lenan rumah tangga sampai pakaian dengan berbagai teknik seperti patchwork, applique, dan quilting. Namun untuk limbah yang berukuran sangat kecil, kita belum menemukan solusi untuk meminimalisir limbah tekstil. Padahal, kain yang sangat kecil pun akan sulit terurai bahkan sampai puluhan tahun.
Untuk meminimalisir adanya penumpukan limbah tekstil, kita dapat menerapkan konsep sustainable fashion. Kita dapat mengolah limbah-limbah tersebut menjadi barang yang baru dengan melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah. Limbah yang sangat kecil pun akan coba saya olah menjadi sesuatu yang baru. Limbah tekstil di sekolah dapat mencakup berbagai jenis bahan seperti potongan kain,benang, atau sisa-sisa material dari kegiatan praktik, seperti tata busana atau seni kerajinan. Limbah ini bisa menjadi masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, karena bahan tekstil membutuhkan waktu lama untuk terurai dan sering kali mengandung bahan kimia yang dapat mencemari tanah dan air.
Teknik mosaic stitching memang belum banyak digunakan, terutama dalam konteks yang lebih luas atau komersial. Teknik ini merupakan teknik yang sering digunakan dalam bidang pengolahan citra (image processing) dan fotografi untuk menggabungkan beberapa gambar atau potongan menjadi satu gambar besar, serupa dengan menyusun potongan mozaik. Beberapa faktor yang menyebabkan teknik ini jarang digunakan antara lain teknik ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis pengolahan citra yang tinggi, penerapannya masih terbatas, kurangnya kesadaran mengenai potensi atau manfaat teknik ini, membutuhkan peralatan yang khusus, banyaknya teknik lain yang lebih mudah sehingga banyak orang memilih teknik yang lebih mudah. Namun, apabila teknik ini dipopulerkan dan disertai dengan alat serta panduan yang lebih user-friendly, teknik mosaic stitching memiliki potensi untuk digunakan lebih luas di berbagai bidang.
Di sekolah SMK N 1 Pandak terutama jurusan busana, banyak sekali limbah kain tekstil hasil praktek siswa yang tidak digunakan sehingga menumpuk. Apabila dibiarkan begitu saja dan tidak diolah akan menimbulkan sampah yang mengganggu lingkungan. Kondisi tersebut membuat sekolah terutama jurusan busana untuk mengolah hasil limbah tekstil tersebut menjadi suatu produk.
SMK N 1 Pandak, sebagai institusi pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan siswa di bidang industri kreatif, merasa perlu untuk memberikan solusi terhadap permasalahan limbah tekstil ini. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan keterampilan pengolahan limbah tekstil melalui teknik mosaic stitching. Teknik ini merupakan metode penggabungan potongan-potongan kain kecil yang tidak terpakai untuk dijadikan produk baru yang memiliki nilai estetika dan ekonomis.
Cara pembuatan limbah tekstil menjadi sebuah produk karya yang mempunyai nilai jual dan unik dimulai dari pengumpulan limbah tekstil praktek siswa yang kecil-kecil yang awalnya tidak terpakai lalu disusun membentuk motif tertentu, dijahit pada landasan dengan setik lurus yang biasanya disebut dengan teknik mosaic stitching, ditempel dengan menggunakan kain mori gula. Setelah itu kain tersebut akan dibuat membentuk pola yang sudah dirancang sebelumnya, seperti pola jas, outer, kemeja maupun produk lain. Tahap selanjutnya, kain tersebut akan dijahit sesuai dengan pola yang diinginkan sehingga menjadikan suatu produk tertentu yang bernilai tinggi dan unik.
Teknik mosaic stitching tidak hanya membantu dalam mengurangi volume limbah tekstil, tetapi juga memberikan peluang bagi siswa untuk belajar tentang kreativitas dan inovasi dalam pemanfaatan bahan sisa. Melalui pembelajaran ini, siswa diajak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menciptakan produk-produk baru dari limbah yang ada, sekaligus mengasah keterampilan menjahit mereka. Potensi pengembangan dan penggunaan teknik mosaic stitching ini adalah pada bidang kreatif termasuk seni digital, pembuatan konten multimedia, atau arsitektur dan interior. Selain itu juga dalam bidang edukasi serta penelitian dan pengolahan citra fotografi.
Terkait pemasaran produk limbah tekstil rencananya akan dilaksanakan dengan menawarkan langsung pada konsumen, menitipkan di toko-toko terdekat, mengiklankan secara online di media sosial seperti whatsapp, instagram, facebook, tiktok dan lain-lain, serta promosi langsung seperti fashion show.
Dengan adanya program pengolahan limbah tekstil menggunakan teknik mosaic stitching di SMK N 1 Pandak, diharapkan para siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis yang bermanfaat, tetapi juga memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam upaya pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Penerapan konsep daur ulang pada permasalahan limbah kain menjadi salah satu solusi untuk dapat menanganinya.
Salah satu permasalahan yang terjadi pada industri fashion di Indonesia adalah menghasilkan limbah kain tekstil yang berasal dari proses produksi busana baik usaha konveksi, garmen, dan butik. Diketahui Indonesia menjadi salah satu produsen limbah kain tertinggi, padahal sekitar 80% limbah tekstil padat seperti kain tekstil dan sisa potongan kain dapat digunakan kembali untuk membuat produk baru. Kain tekstil adalah benda yang dianggap tidak dapat digunakan kembali oleh pemiliknya. Sehingga, limbah kain tekstil yang berakhir di pembuangan mengakibatkan timbunan kain yang dapat menjadi permasalahan lingkungan ketika kain tertentu sulit terurai tanah. Permasalahan lingkungan ini dapat dikendalikan dengan menerapkan konsep daur ulang. Limbah kain tekstil yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat pakaian rumah, lenan rumah tangga, aksesoris, mainan anak, dan sebagainya. Di sekolah kami memiliki limbah kain tekstil yang tidak dimanfaatkan, sehingga menumpuk jika tidak ada pengelolaan dari limbah kain tersebut
Kain tekstil yaitu kain sisa atau limbah dari konveksi, pabrik atau garmen yang memproduksi pakaian, sprei dan lain sebagainya yang menggunakan bahan dasar kain. Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai perusahaan pakaian jadi, menghasilkan banyak limbah kain yang bisa disebut kain tekstil. Limbah kain merupakan salah satu jenis anorganik yang sulit diolah karena tidak dapat terurai dan tidak dapat jadi kompos, apabila dibakar akan menimbulkan asap dan gas beracun yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Melihat permasalahan tersebut, perlu adanya penanganan untuk meminimalisir adanya pencemaran lingkungan akibat limbah kain tekstil dengan memanfaatkannya menjadi produk yang memiliki nilai jual dan nilai estetika.
Pemanfaatan pengelolaan limbah merujuk pada berbagai metode dan teknik yang digunakan untuk mengelola limbah secara efektif dengan tujuan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan nilai dari limbah yang dihasilkan. Pemanfaatan limbah tidak hanya membantu dalam pengelolaan sumber daya yang lebih baik tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Pemanfaatan kain tekstil menjadi produk kerajinan memerlukan daya kreativitas dan keterampilan dari pembuatnya. Hal tersebut menjadikan pengrajin mampu menghasilkan berbagai macam produk yang berkualitas. Selain itu, industri kerajinan di Indonesia terus mengalami peningkatan yang membuka peluang usaha bagi produk kain tekstil untuk ikut bersaing pada tiap segmen pasar dengan menekankan produk kreatif dan berinovasi serta menawarkan solusi bagi permasalahan limbah kain tekstil.
Tujuan dalam praktik baik ini mengolah limbah kain tekstil menjadi berbagai macam produk fashion dan memanfaatkan limbah kain tekstil dengan teknik baru yaitu mosaic stiching. Selain itu untuk dapat meningkatkan kualitas serta efisiensi limbah tekstil, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta memfasilitasi inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari mosaic stitching ini adalah menciptakan desain yang unik serta artistik, mengoptimalkan penggunaan bahan, mengembangkan keterampilan kreatif, menghasilkan karya yang tahan lama namun tetap berkualitas, meningkatkan keberagaman desain, menciptakan efek visual yang menarik dan unik. Namun yang paling utama adalah untuk dapat meminimalisir limbah tekstil. Dengan mozaik stitching kita dapat menggunakan limbah kecil untuk membuat suatu produk atau barang bernilai.Teknik mosaic stitching memerlukan kertas trico dan limbah kain tekstil.
Stitching adalah istilah yang merujuk pada proses menjahit atau menyatukan bahan dengan menggunakan benang atau serat lainnya. Istilah ini mencakup berbagai teknik dan metode yang digunakan dalam menjahit, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Stitching adalah proses penyambungan atau penggabungan dua atau lebih potongan bahan (seperti kain, kulit, atau kertas) menggunakan benang atau serat. Jenis-jenis stitching ada bermacam-macam mulai dari jahit tangan (hand stitching), jahit mesin (machine stitching), Jahit dekoratif (decorative stitching). Teknik dan metode dalam stitching juga bermacam-macam mulai dari jahitan lurus, jahitan zigzag, dan jahitan overlock atau menggabungkan beberapa lapisan kain. Stitching memungkinkan pembuatan dan pemeliharaan berbagai produk tekstil dengan cara yang efektif dan estetis. Teknik mosaic adalah metode seni yang melibatkan penyusunan potongan-potongan kecil bahan untuk membentuk gambar atau pola yang lebih besar. Teknik ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk seni rupa, desain interior, dan kerajinan tangan. Mozaic juga dapat diartikan sebagai karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan bahan seperti kaca , keramik, kertas berwarna atau media lainya yang dipotong-potong, bahkan bisa menggunakan bahan yang sudah tidak terpakai karena pecah atau sobek. Bahan-bahan tersebut kemudian disusun, ditempelkan pada bidang berpola, agar menjadi satu karya baru yang bernilai estetis. Tantangan dalam teknik mosaic adalah penyusunan yang memerlukan ketelitian serta keterampilan, memilih dan menerapkan perekat dan grout yang sesuai untuk hasil akhir yang baik.
Strategi dalam praktik baik ini memanfaatkan limbah kain tekstil sisa praktik anak-anak jurusan busana. Cara pembuatan limbah tekstil menjadi sebuah produk karya yang mempunyai nilai jual dan unik dimulai dari pengumpulan limbah tekstil praktek siswa yang kecil-kecil yang awalnya tidak terpakai lalu disusun membentuk motif tertentu, dijahit pada landasan dengan setik lurus yang biasanya disebut dengan teknik mosaic stitching, ditempel dengan menggunakan kain mori gula. Setelah itu kain tersebut akan dibuat membentuk pola yang sudah dirancang sebelumnya, seperti pola jas, outer, kemeja maupun produk lain. Tahap selanjutnya, kain tersebut akan dijahit sesuai dengan pola yang diinginkan sehingga menjadikan suatu produk tertentu yang bernilai tinggi dan unik. Dalam praktik baik ini menggunakan teknik mosaic stitching. Dalam pembuatan produk langkah-langkahnya yaitu:
- Membuat desain
- Mengutip desain pada mori gula
- Menggunting material perca pada bahan
- Menentukan warna dan motif
- Menyusun potongan perca sesuai desain
- Pressing bahan pada suhu panas
- Memberikan setikan pada bahan agar motif melekat kuat
- Mozaik stitching ready dan siap dipasarkan
Pelaksanaan praktik baik ini diterapkan ke siswa dengan memanfaatkan limbah kain tekstil dan dibuat menjadi produk bernilai jual seperti jaket, outer, kemeja, dress, tempat tissue dll. Yang terlibat dalam praktik baik ini yaitu guru dan siswa jurusan busana dengan memanfaatkan limbah tekstil tersebut. Penggunaan metode stitching baru dimulai tahun 2023 khusus di jurusan busana. Untuk siswa SMK N 1 Pandak jurusan yang lain belum terlibat dalam praktik baik ini. Selain itu, belum semua guru dan karyawan mau memakai produk tersebut, yang awalnya dianggap sebelah mata. Namun, hasil karya anak-anak busana tersebut malah mendapatkan nilai seni yang tinggi dan mampu membawa nama harum sekolah SMK N 1 Pandak melalui media sosial khususnya tiktok dan instagram yang diupload oleh salah satu guru busana, Bapak Indra Gunawan, S.Pd. Unggahan ke media sosial tersebut mendapatkan respon yang sangat baik sehingga mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang. SMKN 1 Pandak juga mendapatkan kunjungan dari Direktur SMK Kemdikbud RI dan berkenan untuk mengunjungi showroom busana dan memakai produk siswa tersebut.
Kolaborasi guru dan siswa serta dukungan orangtua dalam pengolahan limbah tekstil.
Dalam praktik baik ini melibatkan kolaborasi guru busana, siswa jurusan busana, orangtua siswa. Peran guru busana dalam praktik baik ini membimbing dan memberi contoh pelaksanaan pembuatan produk dari limbah tekstil. Baik dari rencana pembuatan dan pendampingan saat pembuatan produk. Siswa sendiri harus aktif dan berpartisipasi dalam praktik dalam pembuatan produk limbah tekstil yang tentunya membutuhkan keahlian dan kreativitas. Peran orangtua sangat penting untuk mendukung siswa berkarya baik di sekolah maupun luar sekolah.Peran orang tua dalam mendukung anak mengolah limbah tekstil sangat penting untuk memotivasi dan membimbing anak dalam kegiatan yang bermanfaat ini. Orang tua perlu memberikan dukungan serta motivasi pada anaknya, menyediakan sumber daya baik bahan maupun alat, ikut berpartisipasi dalam proses dengan kata lain sebagai mentor, membantu dalam memasarkan produk, serta memfasilitasi anak untuk mengikuti Pendidikan tambahan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya, mengapresiasi karya anak. Dukungan orang tua ini akan membantu anak dalam proses pengolahan limbah tekstil, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan, dan kesadaran lingkungan yang positif bagi masa depan mereka.
Guru busana yang memiliki peran sebagai pendidik dan menciptakan output yang berkualitas yang siap kerja, guru harus mengikuti perkembangan teknologi atau model pembelajaran yang menarik khususnya di bidang tata busana untuk dapat dibagikan ilmu tersebut pada peserta didik. Memilih dan menggunakan media pembelajaran yang menarik agar minat peserta didik dapat meningkat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam penerapan praktik ini siswa harus aktif. Dalam meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik, guru melakukan pendekatan kepada peserta didik untuk membentuk kepercayaan diri untuk mengikuti praktik ini. Dalam upaya meningkatkan aktifitas peserta didik di dalam kelas, guru menerapkan model pembelajaran yang tepat agar dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan melatih tingkat berpikir menjadi lebih kreatif. Siswa yang kurang percaya diri dalam kegiatan pembelajaran karena merasa kurang mampu dalam pembelajaran. Hal tersebut sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran karena aktivitas peserta didik sangat dibutuhkan untuk dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan efektif. Siswa yang cenderung pasif pada pembelajaran karena terbiasa dengan model pembelajaran yang konvensional yaitu teacher center. Hal tersebut dapat diakibatkan karena peserta didik kurang referensi misalnya referensi bacaan, referensi bahan praktik yang pada akhirnya mengakibatkan peserta didik menjadi tidak kreatif dan pasif.
Terkait media pembelajaran guru dapat menggunakan media powerpoint, video tutorial yang sudah banyak beredar di Youtube yang di kombinasi dengan demonstrasi guru agar peserta didik lebih tertarik dan tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Serta dengan mengkombinasi media tersebut dapat meminimalkan kendala yang mungkin terjadi saat peserta didik mengerjakan tugas. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dapat membuat proses pengolahan limbah tekstil lebih menarik dan efektif bagi siswa. Media tersebut antara lain dengan menggunakan video tutorial, modul dan buku panduan, workshop dan praktikum, aplikasi dan software desain, poster maupun infografis, pembelajaran problem based learning, menggunakan media yang interaktif seperti game maupun kuiz, melibatkan langsung dengan komunitas local, membuka platform diskusi online. Diharapkan dengan menggunakan berbagai media pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya, interaktif, dan mendalam bagi siswa dalam mengolah limbah tekstil, sekaligus membangun kesadaran lingkungan dan keterampilan praktis yang berguna.
Kolaborasi antara guru dan siswa adalah kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis, inklusif, dan efektif. Dengan meningkatkan keterlibatan, pemahaman materi, dan keterampilan sosial serta memperkuat hubungan antara guru dan siswa, kolaborasi dapat mendukung pencapaian akademik yang lebih baik dan mengembangkan keterampilan yang penting bagi keberhasilan siswa di luar kelas. Implementasi pendekatan kolaboratif yang efektif menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif dan mendukung, menghasilkan manfaat yang luas bagi semua pihak yang terlibat. Manfaat kolaborasi guru dan siswa dalam praktik baik ini adalah akan menghasilkan suatu produk yang berguna. Selain itu, kolaborasi ini merupakan salah satu penerapan P5 Gaya Hidup Berkelanjutan. Pengolahan limbah tekstil adalah salah satu langkah penting dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan. Dengan mengolah limbah tekstil, kita bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, menghemat sumber daya, dan menciptakan nilai tambah dari bahan-bahan yang dianggap tidak berguna.
Kolaborasi antara guru dan dan siswa memungkinkan siswa untuk belajar langsung dan memperkaya pengalaman belajar. Kolaborasi sering kali menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan praktik baik, karena melibatkan berbagai pihak yang saling mendukung dan berbagi sumber daya serta keahlian. Menyoroti aspek kolaborasi ini akan memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan menunjukkan betapa pentingnya kerja sama.
Dampak yang dirasakan pada penerapan praktik baik pengolahan limbah tekstil
Hasil dari praktik baik ini dapat dirasakan bagi semua yang terlibat.
Bagi Siswa :
- Menambah kreativitas dan inovasi siswa siswa
- Menambah keterampilan siswa dalam praktik pembelajaran
- Siswa bisa berlatih wirausaha dengan menjual produk yang dibuat
Bagi Guru :
- Mewujudkan produk yang bisa digunakan sehari-hari (di kantor ataupun di rumah)
- Menemukan teknik pengolahan limbah tekstil yang tidak terpakai
- Memiliki rasa bangga terhadap hasil karya siswa
Bagi Sekolah :
- Menambah koleksi hasil karya siswa untuk dipajang di showroom ataupun ditampilkan saat fashion show
- Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
- Nama baik SMK N 1 Pandak menjadi harum dan terkenal karena produk yang dibuat siswa
Di sisi lain, penerapan praktik ini belum semua siswa selain jurusan busana bisa mengolah limbah tekstil tersebut sehingga baru terfokuskan pada jurusan busana. Setelah menerapkan metode pengolahan limbah kain tekstil ini siswa menunjukkan imajinasi dan kreativitasnya baik dalam mendesain ataupun dalam proses pembuatannya. Pada praktik ini peserta didik lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam pembelajaran serta dapat melatih peserta didik dalam berpikir kraetif dan inovatif untuk menciptakan produk dari limbah kain tektil dimana membutuhkan skill dalam proses pembuatannya. Peserta didik terlihat bersemangat dalam mempelajari hal baru dalam hal ini adalah pengolahan limbah kain dengan metode Mosaic Stitching.
Tantangan pengolahan limbah tekstil terkesan rumit sehingga dibutuhkan solusi yang tepat.
Tantangan dalam teknik mosaic stitching ini adalah dalam pemilihan serta penataan bahan, kesesuaian warna dan pola, ketepatan jahitan, waktu pengerjaan yang lama sehingga membutuhkan waktu yang panjang, membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang seksama dalam pengerjaan, perawatan serta pemeliharaan yang harus diperhatikan, dan belum semua orang mau memakai produk karena produk tersebut bersaing dengan produk yang lain yang harganya dibawah dari produk teknik mosaic stitching, harga tidak terjangkau bagi masyarakat umum, biasanya di kalangan pegiat seni.
Solusi yang diambil untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu menampilkan karya di ajang fashion show dengan memamerkan produk karya siswa, memasarkan produk dengan media sosial menjadi salah satu solusi dimana saat ini sangat mudah diakses oleh masyarakat luas. Hal itu menunjukkan bahwa bahwa setiap inovasi memiliki rintangannya, tetapi bisa diatasi dengan cara yang tepat.
Pengolahan Limbah Tekstil dengan teknik Mosaic Stitching memiliki prospek yang bagus kedepannya.
Penerapan praktik baik Pengolahan Limbah Tekstil dengan Teknik Mosaic Stitching ini sangat bagus untuk dikembangkan karena dapat meminimalisir limbah kain perca. Selain itu, produk yang dihasilkan juga memiliki nilai estetika tinggi. Bahan yang dibutuhkan juga mudah didapat. Produk tersebut memiliki dua target produk unggulan yaitu Mas produk (berupa lenan rumah tangga, sarung bantal, tas, dan lain-lain) dengan jangkauan kalangan menengah ke bawah dan masyarakat umum. Limited edition/karya artistik (berupa beragam busana seperti blus, baju, jaket, dan lain-lain) dengan jangkauan kalangan atas dan pecinta seni.
Secara keseluruhan, teknik mosaic stitching memungkinkan penciptaan karya seni tekstil yang menawan dan kompleks. Dengan memahami tantangan yang ada dan menerapkan solusi yang efektif, para pengrajin dapat mengatasi kesulitan dan menghasilkan desain yang memukau. Melalui latihan dan eksperimen, serta penggunaan alat dan teknik yang tepat, teknik ini dapat menjadi sarana yang sangat memuaskan untuk ekspresi kreatif dan keahlian tekstil.Semua bahan limbah kain tekstil bisa diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
Tentunya dengan kolaborasi murid dan guru serta menerapkan P5 tema gaya hidup berkelanjutan. Dengan menggunakan produk hasil karya siswa, bisa menjadikan inspirasi bagi sekolah lain. Bisa memanfaatkan limbah tekstil untuk menjadi pantas pakai dan unik serta bernilai jual tinggi. Dengan memberikan pembelajaran ini kepada siswa dapat menambah kreativitas dan inovasi siswa untuk membuat produk limbah tekstil. Praktik baik ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga membangun rasa kreativitas dan inovasi diri siswa dalam proses belajar mengajar.”
Teknologi baru dalam pengolahan limbah diharapkan mampu menunjang proses daur ulang
Bagi sekolah lain/ guru yang memiliki limbah tekstil bisa diolah menjadi suatu hasil produk pantas pakai dan unik. Pengelolaan limbah tekstil memerlukan pendekatan yang multifaset yang didalamnya mencakup teknologi, kebijakan, dan perubahan perilaku. Penggunaan teknologi untuk dapat mengolah limbah tekstil tentunya sangat diperlukan. Banyak metode yang dapat dilakukan seperti melakukan daur ulang mekanis dengan memotong, menggiling, serta memisahkan serat, melakukan pemrosesan kimiawi atau dengan kata lain menggunakan enzim serta bahan kimia untuk dapat memecah serat tekstil menjadi serat sintetis maupun campuran serat, menggunakan pendekatan biologis seperti mikroorganisme yang dapat memecah limbah tekstil, upcycling dan daur ulang kreatif. Teknologi baru yang diperlukan merupakan investasi untuk masa depan pengolahan limbah. Limbah yang awalnya dipandang sebagai sumber daya yang tidak dapat digunakan kembali, dengan adanya teknologi baru ini diharapkan dapat mengurangi volume limbah tekstil yang dihasilkan. Tidak hanya itu, peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai pengelolaan limbah tekstil harus tetap digerakkan agar limbah tersebut dapat terkoordinir dan tidak menjadi tumpukan. Pengelolaan limbah tekstil yang efektif ini tidak hanya melibatkan teknologi dan kebijakan, namun juga mengenai perubahan perilaku individu dan komunitas. Dengan mengadopsi metode daur ulang yang beraneka ragam, mendukung inovasi baru pengolahan limbah, mendukung produk yang berkelanjutan, dan mendorong perubahan kebijakan, kita bersama-sama dapat mengurangi penumpukan limbah tekstil. Langkah kecil yang dilakukan, baik itu mendaur ulang limbah tekstil dalam jumlah kecil maupun besar pastinya akan dapat menjadikan perusahaan ramah lingkungan serta mendapatkan dampak yang besar. Pengelolaan limbah tekstil sekarang ini merupakan tantangan global yang memerlukan respon kolektif. Harus diingat bahwa setiap individu memiliki peran dalam rangka mengurangi dampak limbah. Dengan kita mengadopsi praktik yang sudah ada, kita sudah memiliki pemikiran yang maju untuk dapat membantu melindungi lingkungan namun juga mendorong perubahan positif dalam industri tekstil.
Apakah sekolah Anda sudah mengolah limbah tekstil dengan baik? Yuk bagikan pengalaman Anda dan mulai terapkan !.
Ayo bergabung dalam gerakan ini dan Mari menjadi bagian dari Solusi!
Penulis : Sri Rubiastuti – Guru SMKN 1 Pandak, Bantul, Yogyakarta