Penulis : I Putu Sukerteyasa – Guru SMA Negeri 2 Denpasar
Kondisi Riil Sekolah dimana SMA Negeri 2 Denpasar yang berada di tengah-tengah kota Denpasar sehingga berada di lingkungan yang sangat Plural, SMA Negeri 2 Denpasar bukan Sekolah Inklusi namun dalam PPDB terdapat penerimaan siswa melalui jalur inklusi Paradigma dalam masyarakat Bali pada umumnya yang lebih cenderung ke Patrilineal; Mudahnya akses dalam memperoleh informasi namun belum semua hal positif mudah dibagikan kepada masyarakat termasuk di dalamnya kepada orang tua siswa dan siswa. Terkait dengan hal tersebut maka tujuan utama. Membantu menyebarkan informasi positif kepada masyarakat termasuk pendidik dan tenaga kependidikan, Orang Tua, siswa dan masyarakat agar memiliki pemahaman yang sama tentang lingkungan belajar yang inklusif dan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan.
Dengan adanya program diseminasi dari Pusat Pendidikan Karakter terkait dengan Buku Panduan Orang Tua tentang Lingkungan Belajar yang Inklusif serta Kesetaraan Gender dalam Bidang Pendidikan yang sudah mulai dibagikan sejak bulan Oktober 2023. SMA Negeri 2 Denpasar sebagai salah satu pihak yang diberikan kesempatan untuk mengembangkan hal tersebut selalu berupaya ikut menyebarkan nilai- nilai positif tersebut kepada pihak-pihak terkait dengan harapan ikut berperan serta dalam upaya mengembangkan pemahaman masyarakat khususnya orang tua, pendidik dan tenaga kependidikan termasuk juga kepada siswa agar dapat mengembangkan pembiasaan positif terkait dengan lingkungan belajar yang inklusif serta menumbuhkan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan.
Jika dilihat dari kondisi SMA Negeri 2 Denpasar seperti dijelaskan sebelumnya bahwa lokasi sekolah di pusat Kota Denpasar dengan kondisi penduduk yang plural, kondisi sekolah yang bukan sekolah Inklusi namun saat PPDB terdapat jalur Inklusi, mudahnya penyebaran informasi dengan berbagai teknologi yang ada namun informasi yang ingin didapat lebih bersifat hiburan saja. Dikaitkan dengan dua hal tersebut SMA Negeri 2 Denpasar memiliki aset sekolah yang dapat digunakan untuk membantu program pemerintah salah satunya melalui dengan memanfaatkan “SIDE BAG” yang merupakan akronim dari (Sadar Inklusifitas dan Kesetaraan Gender Dengan Berbagi). Aset tersebut antara lain fasilitas teknologi yang ada di sekolah, keberadaan TIM IT di sekolah, adanya siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua siswa yang memiliki pemanfaatan gadget atau gawai yang sering mereka gunakan untuk membantu meningkatkan pengetahuan tersebut melalui pembagian informasi tentang Inklusifitas dan Kesetaraan Gender dalam bidang pendidikan. Selain itu guru-guru yang memiliki jejaring yang luas berupa komunitas dari MGMP di Kota Denpasar.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktik baik ini adalah membantu menyebarkan informasi positif tentang lingkungan belajar yang inklusif dan Kesetaraan Gender dalam bidang pendidikan. Pada akhirnya diharapkan membantu meningkatkan pemahaman orang tua dan pihak yang terkait dengan sekolah untuk membantu mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif dan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Harapan dengan membantu menyebarkan informasi tersebut pemahaman anak anak akan menjadi lebih baik dengan diawali penanaman nilai-nilai positif dari keluarga yang dikuatkan dengan pemahaman dari guru-guru di sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktik baik ini antara lain (1) mengkomunikasikan rencana dengan pihak terkait; (2) Menyiapkan Soft Copy Buku Saku Orang Tua tentang Inklusifitas dan kesetaraan gender yang didiseminasikan oleh Pusat Penguatan Karakter; (3) Memasukkan Soft Copy Buku ke Drive; (4) Mengupload link drive ke Web Sekolah; (5) membuat link web sekolah dan barcode untuk disebarkan ke stakeholder terkait; (6) Meminta Umpan Balik stakeholder.
Dalam hal ini pihak yang dilibatkan antara lain Kepala Sekolah, pendidik di sekolah dan di luar sekolah, Tenaga Kependidikan, Orang Tua dan Siswa sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing. Dalam praktik baik ini, tentunya kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan terutamanya dengan Pihak Pusat Pengembangan Karakter sebagai pihak yang menyusun buku panduan orang tua tentang Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Kesetaraan Gender dalam bidang Pendidikan. Disamping itu dalam hal ini pihak lain yang diajak berkolaborasi adalah pihak pengembang Web serta TIM IT internal SMA Negeri 2 Denpasar. Dengan kolaborasi ini memudahkan dalam menyebarkan informasi kepada pihak terkait yang memerlukan informasi tersebut tinggal menekan link yang diberikan atau melakukan scan barcode sehingga memudahkan penyebaran informasi tersebut ke pihak terkait.
Dari praktik baik ini, hasil yang diperoleh keberhasilan dalam upaya penyebaran informasi terkait dengan buku saku orang tua terkait dengan lingkungan belajar yang inklusif dan kesetaraan gender di lingkungan pendidikan. Dimana hasil diskusi dengan orang tua sangat senang mendapatkan informasi tentang lingkungan belajar yang inklusif dan kesetaraan gender di lingkungan pendidikan. Ini sangat mudah diakses dengan melalui HP atau gawai. Penyebaran informasi ini juga dilakukan dengan memanfaatkan berbagai komunitas yang ada di sekolah seperti penyebaran informasi melalui rapat Komite bersama orang tua siswa, melalui forum komunitas belajar, meneruskan ke grup siswa dan orang tua serta memanfaatkan jejaring yang lebih luas melalui grup whatsapp MGMP mata pelajaran di wilayah Kota Denpasar yang disebarkan oleh guru-guru di sekolah. Dengan informasi dari buku panduan tersebut sudah mulai berperan beberapa guru yang mulai mengikuti pelatihan mandiri terkait dengan bagaimana mewujudkan pembelajaran yang inklusif dan permasalahan pembelajaran pada siswa.
Dampak yang diperoleh diperoleh dapat dilihat dari pembiasaan positif di sekolah dimana dapat dilihat dalam berbagai kegiatan di sekolah dimana secara nyata dapat dilihat siswa bergaul secara positif dengan teman-temannya baik dari latar belakang agama, asal daerah dan budaya yang berbeda. Siswa yang memiliki gender yang berbeda memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai kegiatan sekolah (Ketua OSIS dan Ketua MPK di sekolah Perempuan). Guru-guru di sekolah lebih perduli dengan kondisi siswa dimana dengan adanya PPDB dimana siswa masuk melalui berbagai jalur yang terkadang tidak terdeteksi secara langsung untuk siswa berkebutuhan khusu. Dengan penyebaran pemahaman dalam buku panduan orang tua ini guru guru berupaya berkomunikasi lebih baik dengan orang tua agar lebih baik dalam memberikan pelayanan dan kesempatan yang sama bagi siswa berkebutuhan khusus dalam belajar di kelas.
Tindak lanjut dari kegiatan tersebut memberikan dampak positif kepada sekolah terkait dengan komunikasi dengan sejawat guru Bimbingan konseling sehingga mulai membangun komunikasi dengan konsultan di bidang psikologi untuk mendiagnosa siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus sehingga dapat menggali kebutuhan mereka agar bisa dibantu untuk dipenuhi dan mulai membangun komunikasi dengan pihak terkait untuk menunjang pelayanan kepada siswa seperti psikolog dari rumah sakit pemerintah.
Tantangan yang dialami dalam hal ini terkait dengan upaya menyebarkan informasi ini adalah menjangkau penyebaran informasi sampai kepada seluruh orang tua siswa, namun sesuai dengan penjelasan sebelumnya ini dioptimalkan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada dalam penyebaran informasi seperti memaksimalkan pertemuan orang tua dalam pembahasan permasalahan siswa. Meningkatkan komunikasi antara sekolah dengan orang tua melalui anak anak mereka dan tetap menyebarkan informasi tersebut melalui Web SMAN 2 Denpasar.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan praktik baik berupa “SIDE BAG” (Sadar Inklusifitas dan Kesetaraan Gender Dengan Berbagi). Proses berbagi ini memanfaatkan media web SMA Negeri 2 Denpasar untuk memaksimalkan dan memudahkan penyebaran informasi tentang buku saku Lingkungan Belajar yang inklusif dan kesetaran gender dalam bidang pendidikan. Dengan proses berbagi ini dapat menjangkau penyebaran buku saku dengan lebih luas kepada pihak terkait dengan harapan bahwa akan terciptanya iklim belajar yang inklusif dan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Sehingga kedepan dapat memberikan akses yang sama bagi setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan sesuai dengan hak nya.
Dalam upaya penyebaran informasi positif, pihak sekolah dapat mengoptimalkan aset yang dimiliki sekolah sehingga tujuan yang diharapkan dalam sebuah program terutamanya informasi yang sifatnya positif dapat dilakukan dengan maksimal.
Peran sekolah dalam upaya berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan nilai positif untuk anak anaknya dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif serta memberikan pemahaman bahwa kesetaraan gender tersebut sangat penting sehingga memberikan kesempatan yang sama bagi setiap siswa dalam mengembangkan diri dan akses pendidikan.