Pusat Penguatan Karakter Kenalkan Produk-Produk Kebinekaan di Bengkulu

Kota Bengkulu (Senin, 23 September 2024)— Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Puspeka Kemendikbudristek) mendapatkan mandat untuk melakukan penguatan Profil Pelajar Pancasila dan pencegahan kekerasan pada dunia pendidikan. Pencegahan kekerasan yang dilakukan meliputi perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi, serta penguatan inklusivitas dan kebinekaan. 

Kepala Puspeka Kemendikbudristek Rusprita Putri Utami menyampaikan, Kemendikbudristek melakukan evaluasi kebijakan melalui Asesmen Nasional, yang dapat dilihat melalui Rapor Pendidikan. Dia mengatakan, indikator langsung yang berhubungan dengan intoleransi adalah Iklim Kebinekaan. “Dari hasil Asesmen Nasional pada tahun 2022, masih terdapat sekitar 68 persen satuan pendidikan yang perlu dikuatkan dan ditingkatkan nilai Iklim Kebinekaannya,” katanya saat menyampaikan sambutan secara daring pada kegiatan Advokasi Implementasi Pemanfaatan Produk Kebinekaan bagi Pemangku Kepentingan di Provinsi Bengkulu di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Senin (23/09/2024).

Hadir pada acara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Saidirman, Kepala BPMP Provinsi Bengkulu Widyati Rosita, dan Ketua Tim Iklim Keamanan Satuan Pendidikan Dede Suryaman. Adapun peserta kegiatan adalah penanggung jawab dan koordinator Program Sekolah Penggerak, Koordinator Program Guru Penggerak, dan komunitas belajar di lingkup Provinsi Bengkulu. 

Rusprita menyampaikan, dalam upaya meningkatkan nilai Iklim Kebinekaan, Puspeka Kemendikbudristek mengenalkan produk-produk kebinekaan di Provinsi Bengkulu. Dia menyebutkan, produk-produk tersebut yaitu Modul Wawasan Kebinekaan Global, Modul Panduan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5) topik Bhinneka Tunggal Ika, dan Buku Panduan Aktivitas Kreatif Penguatan Keberagaman. “Buku tersebut berisikan aktivitas-aktivitas sederhana untuk mencintai keragaman, berpikir kritis dan toleransi,” katanya. Dia menyebutkan, produk lainnya adalah Buku Panduan Orang Tua PAUD, untuk memperkenalkan keragaman dan toleransi untuk anak usia dini. Produk berikutnya adalah Forum Belajar Kebinekaan. “Forum ini menjadi tempat bagi guru untuk dapat berbagi praktik baik,” katanya. 

Produk lainnya adalah Program Tunas Bineka yaitu program ruang perjumpaan bagi peserta didik jenjang SMA/SMK, yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Produk-produk konten dan materi edukasi terkait pencegahan intolerans dapat diakses di media sosial Puspeka atau di laman kebinekaan Puspeka di tautan https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/bersamacintaikeragaman/ Rusprita menyampaikan, Kemendikbudristek dalam rangka menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan telah melahirkan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Dia mengatakan, salah satu mandat penting dari Permendikbudristek ini adalah Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di lingkungan satuan pendidikan dan Satuan Tugas (Satgas) di lingkungan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Dede menyampaikan, kegiatan pengenalan produk kebinekaan dilakukan di berbagai wilayah di antaranya di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, dan beberapa provinsi lainnya sebanyak sembilan atau sepuluh provinsi. Dia mengatakan, payung besar kegiatan ini adalah implementasi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. “Ada beberapa hal strategis dalam Permendikbudristek ini yaitu untuk mendorong dan memastikan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” ungkapnya.

Saidirman menyampaikan, banyak permasalahan di dunia pendidikan khususnya di Provinsi Bengkulu. Dia mengatakan, pihaknya merasa terbantu dengan adanya program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka. “Guru Penggerak programnya bermacam-macam. Pendidikan jadi lebih mudah. Dinas pendidikan ingin mengubah pandangan jangan hanya berorientasi proyek fisik, tetapi pengembangan SDM (sumber daya manusia),” katanya. (Agung SW/Puspeka).