Penulis : Bunga Mahardika – Guru SMKN 24 JAKARTA
Miris, SMA/ SMK Belum Menerapkan Pendidikan Inklusif
Sejak 2003, praktik pendidikan inklusif telah berkembang pesat di Indonesia hingga kini. Tercatat lebih dari 36.000 satuan pendidikan adalah penyelenggara pendidikan inklusif, dan tentunya tidak terkecuali dengan SMK Negeri 24 Jakarta telah menerima peserta didik inklusi yang ditunjuk secara langsung oleh Kemendikbud Ristek. Terdata sebanyak 332 PDBK dengan ragam disabilitas diterima bersekolah di SMK kami sampai saat ini melalui PPDB online jalur “Penyandang Disabilitas”.
Sekolah kami memiliki 36 rombel yang di dalamnya terdapat 2 siswa inklusi dengan jenis hambatan. Beragam hambatan peserta didik seperti disabilitas intelektual (ringan, sedang, parah), mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), borderline, Retardasi Mental (ringan, sedang), disleksia, autis, dan bahkan tuna rungu dengan retardasi mental parah, merupakan anak istimewa yang kami didik dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati.
Memang miris, ketika masih banyak sekolah sederajat yang menolak PDBK dan belum banyak pula sekolah menerapkan pendidikan inklusif, maka SMK kamilah dengan tangan terbuka menerima mereka. Sehingga, SMK kami menjadi sekolah favorit pilihan orang tua dan PDBK itu sendiri di wilayah Cipayung, Jakarta Timur dengan program keahlian Pariwisata dan Teknologi Informatika. Pengakuan orang tua kepada kami sangat bersyukur anaknya mendapat kesempatan bersekolah di SMK. Saat itu, mereka khawatir kesulitan mendapatkan sekolah umum yang menerima kekurangan anaknya, dan mereka pun malu menyekolahkan di sekolah khusus. Selain itu, keterbatasan biaya dan lokasi yang jauh dari tempat tinggal menjadi faktor orang tua tidak menyekolahkan anaknya di sekolah khusus.
Bagi orang tua, menyekolahkan anak di SMK sangat tepat dibandingkan sekolah lainnya. Orientasi orang tua adalah anaknya (inklusi) mendapatkan kesempatan belajar bersosialisasi dengan teman sebaya (siswa reguler/ umum), memiliki keterampilan dasar bekerja yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-harinya sehingga terbentuk kemandirian, serta harapan yang lebih besar yaitu mendapat kesempatan bekerja di DU/DI setelah lulus dari SMK. Selain itu, orang tua sangat antusias karena aktivitas pembelajaran di SMK, 60% praktikum untuk mengasah kompetensi yang diminatinya.
DATA PENERIMAAN PDBK
SMK NEGERI 24 JAKARTA
TAHUN 2016 s.d. 2024
No | Tahun Pelajaran | Jumlah PDBK | Keterangan |
---|---|---|---|
2016/2017 | 22 orang | 19 Disabilitas Intelektual, 2 Tuna Daksa, 1 Tunagrahita | |
2. | 2017/2018 | 31 orang | 21 Disabilitas Intelektual, 1 ADHD, 2 Tuna Rungu, 1 Autis, 2 Grahita Ringan, 2 Tuna Daksa, 1 Asperger Syndrome, 1 Tunagrahita |
3. | 2018/2019 | 39 orang | 28 Disabilitas Intelektual, 1 ADHD, 3 Tuna Rungu, 1 Autis, 2 Grahita Ringan, 1 Tuna Daksa, 1 Mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), 1 Tunagrahita, 1 Retardasi Mental Sedang |
4. | 2019/2020 | 53 orang | 40 Disabilitas Intelektual, 2 ADHD, 3 Tuna Rungu, 2 Autis, 1 Tuna Daksa, 1 Mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), 2 Grahita Ringan, 1 Retardasi Mental Sedang, 1 Low Vision |
5. | 2020/2021 | 55 orang | 47 Disabilitas Intelektual, 1 ADHD, 1 Autistik (High Function), 1 Mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), 1 Tuna Rungu, 2 Retardasi Mental Sedang, 1 Retardasi Mental Ringan, 1 Low Vision |
6. | 2021/2022 | 49 orang | 39 Disabilitas Intelektual, 2 Mentally Defective (Sulit Mengerjakan Instruksi), 2 Retardasi Mental Ringan, 3 Retardasi Mental Sedang, 1 Low Vision, 1 ADHD, 1 Autistik (High Function) |
7. | 2022/2023 | 51 orang | 33 Disabilitas Intelektual, 5 Mentally Defective (Sulit Mengerjakan Instruksi), 4 Retardasi Mental Ringan, 4 Retardasi Mental Sedang, 1 Retardasi Mental Berat, 2 Borderline (Slow Learner), 1 Tuna Rungu, 1 tunagrahita ganda (data terlampir) |
8. | 2023/2024 | 51 orang | 39 Disabilitas Intelektual, 1 Disleksia, 1 Autism, 3 Mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), 1 Disabilitas Intelektual Berat, 2 Borderline Defective, 4 Retardasi Mental Ringan |
9. | 2024/2025 | 53 orang | 38 Disabilitas Intelektual, 2 Borderline Defective, 5 Disabilitas Intelektual Ringan, 1 Mentally Defective (sulit mengerjakan instruksi), 1 Autism, 5 Retardasi Mental Ringan, 1 Disleksia |
Strategi Pengkondisian PDBK
SMK kami telah menerima peserta didik inklusi sejak tahun 2011 dengan segala persiapan yang terbatas. Bagaimana strategi pengkondisian PDBK di SMK Negeri 24 Jakarta?
Berawal dari PPDB. Layanan guru BK dan panitia PPDB dalam rangka memahami profil PDBK dengan membaca rekomendasi psikolog serta melakukan wawancara dengan orang tua terkait riwayat hidup anak. Kemudian, dilanjutkan memberi gambaran dan arahan kompetensi keahlian yang tepat dipilih serta keputusan dikembalikan kepada orang tua dan PDBK.
Langkah selanjutnya, sekolah melakukan sosialisasi secara intensif, tata tertib yang mengedepankan sekolah ramah anak sehingga tidak terjadi pembullyan atau kasus kekerasan lainnya kepada seluruh peserta didik dan khususnya PDBK. Pemberian pemahaman empati kepada peserta didik, bahwa mereka belajar berdampingan dengan latar belakang teman yang unik dan berkebutuhan khusus. Dan sebaliknya PDBK mendapatkan pembinaan yang sama dari guru untuk bersosialisasi aktif saat di lingkungan sekolah maupun pembelajaran. Namun kenyataannya cukup sulit menerima perbedaan baik PDBK maupun peserta didik lainnya.
Wali kelas garda terdepan. Adalah orang tua kedua bagi peserta didik. Keterbatasan pengetahuan dan penanganan PDBK menjadi masalah bagi wali kelas maupun guru mata pelajaran. Peran walas sangat besar menghadapi permasalahan dan penanganan peserta didik yang terkadang muncul perilaku tantrum, introvert, ekstrovert berlebih, sulit komunikasi, kesulitan belajar, dan lainnya saat pembelajaran. Maka langkah yang paling strategis adalah kami melakukan kesepakatan dengan orangtua untuk dilakukan pendampingan secara intensif dan konseling. Orang tua hadir di sekolah memantau dan mendampingi anaknya belajar sampai ada perubahan tingkah laku kemandirian belajar. Kenyataannya memang, sekolah kami sampai saat ini belum memiliki GPK (guru pendamping khusus) sehingga langkah kolaborasi dan komunikasi aktif dengan orang tua dan para guru adalah solusinya sehingga kesulitan dalam penanganan PDBK dapat teratasi.
Bagaimana problematika yang terjadi antara PDBK dan peserta didik lain? Memang, sering terjadi pertentangan antarpeserta didik seperti pengucilan. Ada 2 tipe pengucilan yang sering terjadi di sekolah yaitu PDBK memisahkan diri dari temannya karena merasa bahwa dirinya berbeda. Yang kedua peserta didik belum memiliki kesadaran bahwa temannya membutuhkan perlakuan dan proses pemahaman yang lama. Peran wali kelas dalam hal ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan antarteman dan perilaku, di sekolah kami memberlakukan program pembinaan wali kelas yang dilakukan 2 minggu sekali dalam satu bulan kepada seluruh peserta didik.
Akomodasi Pembelajaran di kelas. Peserta didik diakomodasi sesuai kebutuhan dan kemampuanya. Melalui guru BK, wali kelas, dan asesmen diagnostik, guru mapel memahami profil peserta didik maupun PDBK. Setelah memahami profil peserta didik, guru merancang modul ajar Inklusif dengan tujuan pembelajaran yang sama namun KKTP-nya yang diturunkan (dikurangi atau disesuaikan dengan kemampuan) dari peserta didik, sedangkan peserta didik Istimewa menambahkan KKTP (kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran). Pada tahap asesmen pun guru memberi pertanyaan yang sama dengan siswa lainnya, namun deskripsinya yang dibedakan.
Kegiatan Bersama. Di sekolah kami masih banyak peserta didik maupun PDBK belum memiliki keterampilan sosial yang baik. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Program Layanan Konseling Kelompok khususnya PDBK dilakukan oleh guru BK dengan tujuan memberikan motivasi, curah hati, dan kegiatan positif lainnya untuk menumbuhkan keterampilan sosialnya. Program tersebut dilaksanakan secara berkala per 3 bulan dengan waktu tentatif.
Dalam kegiatan konseling kelompok PDBK, guru BK mengumpulkan PDBK seluruh kompetensi keahlian dari setiap jenjang. Langkah pertama guru BK melakukan wawancara dan perbincangan santai seperti menanyakan kabar dan mengungkapkan perasaan ‘hari ini’. Saat proses, terkadang ada PDBK yang lancar bercerita, adapun yang kesulitan. Di sinilah peran guru BK memberi bimbingan dalam menumbuhkan kepercayaan diri. Di sela melakukan konseling, guru akan menyisipkan motivasi tentang keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun), disiplin, kejujuran, dan pengendalian emosi. Setelah itu, melakukan kegiatan ice breaking dan games untuk melatih kemampuan motorik dan sensoriknya.
Layanan konseling kelompok PDBK ini sangat bermanfaat bagi guru sehingga guru terbantu dan lebih mengenal karakter PDBK. Sedangkan bagi PDBK, ada sedikit perubahan tingkah laku seperti menjadi terbuka, komunikatif, dan mampu bersosialisasi dengan baik antarteman. Hal ini dapat terlihat dari partisipasi PDBK dalam pembelajaran maupun di lingkungan sekolah. Orang tua PDBK pun mengakui bahwa anaknya dapat diterima dengan hangat di lingkungan sekolah dan bangga dengan perubahan keterampilan sosial.
Selain Layanan konseling kelompok PDBK, Program Rabu Bersama juga dirancang untuk meningkatkan kebersamaan seluruh warga sekolah dengan berbagai aktivitas seperti Rabu Religi & Literasi, Rabu Bersih, Rabu Sehat, dan Rabu Hijau dengan durasi 2 jam pelajaran. Rabu Religi & Literasi merupakan kegiatan rohani seperti salat duha, salat taubat, tadarus, dan kultum bagi umat muslim. Sedangkan non muslim melaksanakan ibadah pagi (saat teduh) yang dibimbing oleh guru agama kristen. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan literasi bersama dan presentasi peserta didik mengulas kembali (review) buku dibaca dan film yang ditonton. Aktivitas ini dilaksanakan di lapangan upacara pada jam 06.30 s.d. 08.00 WIB dengan tujuan menanamkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME serta menumbuhkan minat literasi dan meningkatkan prestasi.
Rabu Bersih, merupakan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah sedangkan Rabu Hijau adalah kegiatan penghijauan seperti penanaman pohon, perawatan tanaman, pembuatan pupuk kompos, dsb. Dan Rabu Sehat merupakan kegiatan olahraga dan rabu berbagi seperti senam, jalan sehat, dan makan sehat bersama. Kegiatan-kegiatan di atas dimaksudkan untuk menciptakan karakter profil pelajar pancasila.
Program PKL. PKL (Praktik Kerja Lapangan) merupakan program yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, tanpa kecuali. PDBK SMKN 24 ditempatkan di berbagai industri yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Sekolah menjalin kerjasama dengan DU/DI melalui MoU dengan butir di dalamnya menerima kondisi dan hambatan peserta didik agar siswa inklusi mendapat kesempatan melakukan praktik di industri maupun instansi terkait. Walaupun, masih banyak industri yang selektif penerimaan siswa magang/ PKL.
Tahun ini (2024) kami bekerja sama dengan beberapa instansi diantaranya Panti Sosial Sentra Handayani, Unit Pengelola Anjungan dan Graha Wisata TMII, Museum Kesejarahan Jakarta, beberapa hotel, dan beberapa PT/ CV/ Home Industry. Berikut rincian sebaran lokasi PKL PDBK, 4 orang kompetensi kuliner praktik kerja di panti, 1 kompetensi keahlian RPL di TMII, 3 orang kompetensi ULW di Museum, dan kompetensi Busana; 2 orang di PT Khalifah Sport Indo, 1 orang di Parli Jaya Tailor, dan 1 orang di Necis Tailor. Sedangkan kompetensi Perhotelan ada 6 PDBK PKL dengan penempatan diantaranya 1 orang di Hotel Ritzcarlton, 1 orang di Hotel Harper, 1 orang di Pomelotel Hotel, 1 orang di The Westin Hotel, dan 2 orang di 24 Hotel (sekolah). Alasan 2 PDBK kompetensi Perhotelan yang PKL di sekolah dikarenakan orang tua tidak mengizinkan anaknya PKL jauh dari rumah serta keterbatasan fisik PDBK yaitu tunaganda/ double handicap (yaitu tunarungu dan tunawicara dengan retradasi mental parah).
Penyelenggara USK. Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional, standar internasional, dan/atau standar khusus lainnya kepada seluruh siswa. Di SMKN 24 penyelenggaraan Uji Sertifikasi Kompetensi PDBK untuk mata uji kompetensinya (MUK) sama dengan peserta didik lainnya. Namun ada format tambahan untuk penilaian asesor. PDBK mendapat sertifikat BNSP apabila memenuhi seluruh unit penilaian. Jika tidak memenuhi salah satu unit penilaian tetap mendapat sertifikat dari LSP P1, dan apabila tidak memenuhi semua kriteria maka tetap mendapat surat keterangan dari sekolah.
Penelusuran tamatan. Istilah BWM; bekerja, wirausaha, dan melanjutkan pendidikan merupakan prinsip pendidikan SMK. Hal ini juga menjadi motivasi orang tua dan peserta didik memilih SMK. Setiap lulusan sekolah kejuruan akan dibekali ilmu untuk mempersiapkan kelanjutan dan aplikasi dari hasil belajarnya. Maka, melalui program Pelatihan-pelatihan atau seminar kejuruan (waktu tentaif setiap tahun pelajaran) dan Job Edufair di tingkat akhir, sekolah memfasilitasi tamatan untuk mendapat informasi yang luas terkait penyaluran kerja, wirausaha, maupun pendidikan tinggi yang tepat bagi peserta didik. Data penelusuran tamatan tahun pelajaran 2022/2023 16 PDBK yakni 5 orang bekerja, 8 orang wirausaha, dan 3 orang melanjutkan pendidikan.
Kemitraan lintas sektor. Memahami kondisi PDBK dengan ragam hambatan menjadi tantangan besar bagi guru. Tidak dipungkiri guru dengan segala keterbatasan keilmuan jadi masalah dalam penanganan peserta didik. Berbagai upaya dilakukan di sekolah kami seperti diskusi dengan teman sejawat, rapat kedinasan, konseling guru, dan guru BK mengikuti berbagai pelatihan terkait penanganan PDBK. Sekolah pun berupaya bekerja sama dengan lembaga psikologis seperti PT Arsana Teguh Bestari dan PT Selaras Prestasi Gemilang melakukan diagnosa IQ dan karakter yang bertujuan mengetahui kondisi intelektual peserta didik, yang memungkinkan adanya PDBK yang tidak terdeteksi pada awal PPDB atau saat SMP. Untuk sektor lainnya, sekolah kami sayangnya belum ada kerja sama dengan SLB atau lembaga-lembaga pemerhati sekolah inklusif sebagai wadah atau ruang diskusi pembelajaran inklusif. Dan selain itu, balai konsultasi/ posko penanganan PDBK pun belum tersedia di Jakarta Timur.
Pendidikan Inklusif adalah tugas kita bersama. Semua stakeholder harus menerima PDBK dengan tangan terbuka, menerima keberadaannya, serta melayani sepenuh hati sesuai kebutuhannya sehingga anak mendapat hak dan kesempatan yang sama. Mendidik dengan sepenuh hati dan memiliki sikap inklusif haruslah dimiliki seorang pendidik. Animo masyarakat terhadap sekolah inklusif menjadi pilihan dan respon baik khususnya di mata orang tua PDBK. Peranan pemerintah diharapkan berkontribusi penuh dan berbenah, serta fokus memperhatikan dengan serius terkait kebijakan penetapan sekolah inklusif.***
(Penulis : SMKN 24 Jakarta)